Bos Danantara Buka Opsi Rekrut WNA Jadi Bos BUMN, Ini Kriterianya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
16 October 2025 19:55
Chief Executive Officer, Danantara Indonesia, Rosan Roeslani saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas waste-to-energy (WtE) kelas dunia milik Weiming di Yongqiang, Wenzhou, China. (Instagram/rosanroeslani)
Foto: Chief Executive Officer, Danantara Indonesia, Rosan Roeslani saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas waste-to-energy (WtE) kelas dunia milik Weiming di Yongqiang, Wenzhou, China. (Instagram/rosanroeslani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membuka peluang perekrutan warga negara asing (WNA) pada perusahaan BUMN. Namun, Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani mengatakan, dalam perekrutan WNA untuk memimpin perusahaan pelat merah juga perlu analisa secara mendalam.

Rosan menegaskan, ekspatriat yang dapat mengisi kursi manajemen perusahaan negara kriterianya adalah merupakan sosok yang memiliki pengetahuan, mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, dan dapat membawa perusahaan BUMN untuk berdaya saing secara global.

"Kita akan analisa, kita juga tidak akan, oh ini perlu ekspat, kita benar-benar analisa bahwa ekspat yang kita bawa ini di BUMN-BUMN itu memang bisa memberikan teratur of teknologi, knowledge dan juga lebih membawa BUMN kita ini dengan standar ke bapak presiden, standar internasional dengan pengalaman yang lebih panjang gitu ya," ujarnya saat ditemui di Hotel Luwansa Jakarta, Kamis (15/10).

Rosan melanjutkan, jika sosok tersebut memiliki standar tata kelola manajerial yang bagus maka akan berdampak positif pada kinerja perusahaan.

"Jadi standarnya baik dari secara good governance-nya, tata kelolanya juga ini sangat-sangat ingin kita tingkatkan," ucapnya.

Rosan menambahkan, upaya yang dilakukan semata-mata untuk mengurangi atau mereduksi secara total hal-hal kemungkinan ditemukan dalam tubuh BUMN. "Ini yang semestinya adalah korupsi atau yang lain-lain itu yang coba akan kita berantas secara total," imbuhnya.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah merombak jajaran direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu (15/10/2025) kemarin.

Dalam rapat tersebut, pemegang saham GIAA memutuskan untuk memberhentikan Wamildan Tsani dari kursi direktur utama, dan digantikan oleh Glenny H. Kairupan yang sebelumnya menduduki posisi komisaris.

Kemudian, RUPSLB juga memutuskan mengangkat Thomas Sugiarto Oentoro menjadi wakil direktur utama. Posisi komisaris yang kosong kemudian diisi oleh Frans Dicky Tamara.

Selain itu, GIAA sepakat mengangkat dua direksi baru yang merupakan warga negara asing, antara lain Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills.

CEO Danantara Rosan P Roeslani mengungkapkan pengangkatan dua warga negara asing sebagai direktur Garuda dilakukan untuk memperkuat manajemen perusahaan.

"Kita akan masukkan lagi tim lebih kuat, jadi kalau dilihat di dalam tim itu memang ada pergantian dirut, tapi ada juga dua orang ekspatriat yang masuk di dalam manajemen," ungkap Rosan, dikutip CNBC Indonesia Kamis (16/10/2025).

Rosan mengungkapkan masuknya dua direktur berkewarganegaraan asing merupakan bukti bahwa Danantara tidak setengah-setengah dalam mereka menyehatkan Garuda ini. Dirinya mengungkapkan orang-orang terbaik yang akan mengisi dan menjalankan transformasi di maskapai penerbangan nasional, dengan rekam jejak profesional yang mentereng.

"(Ekspat yang jadi direktur) juga dengan background dari Singapore Airlines, dari Qantas dan yang lain-lainnya untuk posisi CFO dan juga sebagai Chief of Transformation Officer," ungkap Rosan.

Dirinya juga mengungkapkan upaya penyehatan Garuda buka merupakan tugas gampang, mengingat injeksi modal yang telah dilakukan secara berulang.

"Sebetulnya penyehatan Garuda kan dari dulu kan coba disehatkan segala macam berkali-kali ya kan, sudah di inject modalnya dulu saya bicara tapi kan tidak mencapai hasil maksimal," ujar Rosan.

Atas dasar itu, kali ini perbaikan oleh Danantara coba dilakukan dari sisi manajemen. Keputusan tersebut, diungkap Rosan, diperoleh dari analisa menyeluruh dibantu juga dengan advisor khusus penerbangan khusus sektor aviasi yang sudah berjalan kurang lebih hampir setahun. Sehingga, saat ini planning yang dijalankan ini sesuai dengan evaluasi untuk melakukan penguatan dari segi manajemen.

Terkait tugas khusus kepada direktur ekspat, Rosan menyebut pihaknya ingin transformasi Garuda dapat dilakukan secara cepat dan efisien dengan adanya tokoh bari di tubuh maskapai penerbangan nasional tersebut.

"Nah sekarang kita tidak masuk setengah-setengah karena kita melihat paling pentingnya dari segi orangnya, manajemennya, yang paling penting yang mempunyai goals, rencana yang baik tapi juga dari segi implementasi bisa dijalankan dengan segera gitu ya,"

Secara lebih umum, Rosan menegaskan perombakan besar di tubuh Garuda Indonesia dilakukan untuk memperkuat Garuda secara keseluruhan baik itu secara bisnis, finansial dan perencanaan perbaikan kinerja.

"(Danantara) sudah menaruh US$ 405 juta, kemudian ke depan pun kita masih akan memperkuat modalnya dengan catatan bahwa memang semua rencana dan planningnya bisa berjalan dan tereksekusi dengan baik," terang Rosan.

Lebih lanjut Rosan menyebut perombakan manajemen Garuda merupakan langkah taktis untuk memperkuat perusahaan. Dirinya menyebut semua pihak sudah memberikan kontribusi dengan baik tapi pemerintah lewat Danantara ingin lebih memperkuat lagi maskapai penerbangan nasional tersebut.

"Kalau saya mungkin istilahnya gini lah, biar kompetensi pak. Bolanya bagus tapi kan gak bisa semua kita taruh penyerang. ada yang perlu bertahan juga, ada kipernya. kita harusnya kombinasi, bukan berarti pemain itu tidak bagus," ungkap Rosan.

Rosan juga menyebut Garuda memang harus mencampurkan kekuatan yang ada dengan skill masing-masing sehingga memiliki sesuatu kekuatan penuh.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manajemen Garuda (GIAA) Buka Suara Soal Kabar Suntikan Dana Danantara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular