
Danantara Hapus Bonus Komisaris BUMN, Hemat Duit Rp8,28 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan dampak efisiensi dari pemangkasan jumlah komisaris perusahaan BUMN dan penghapusan bonus atau tantiem komisaris.
Chief Executive Officer Danantara Rosan Roeslani menyebut, dari efisiensi manajemen tersebut dapat menghemat hingga US$ 500 juta atau setara Rp8,28 triliun.
"Jadi kita memiliki 1.000 perusahaan, katakanlah setiap perusahaan punya 5 komisaris, jika dikali 1.000, maka ada 5 ribu komisaris. Tapi kita menghemat setiap tahun itu 500 juta dolar AS hanya dengan melakukan ini," ujarnya dalam acara Forbes Global CEO Conference di Hotel St. Regis Jakarta, dikutip Rabu (15/10).
Menurutnya, efisiensi tersebut menghasilkan dampak yang signifikan bagi keuangan perusahaan pelat merah itu sendiri. Sebab, sebelum ada pemangkasan komisaris jumlahnya bisa mencapai belasan orang.
"Semua BUMN harus berjalan sebagai perusahaan dengan tata kelola yang baik, transparan, dan juga bertanggung jawab. Jadi saya melihat Dewan Komisaris, yang bukan benar-benar direktur, di dalam perusahaan mereka punya 12, 13, bahkan 14 komisaris," ungkapnya.
Selain itu, kebijakan tersebut juga dinilai sebagai bentuk keadilan. Sebab, peran komisaris di tubuh perusahaan untuk melakukan pengawasan.
"Karena mereka hanya melakukan rapat dengan direksi 1 kali per bulan. Bahkan di bank yang sudah memiliki operasional yang ketat, itu hanya satu kali dalam 3 bulan. Jadi saya bicara kepada Presiden, saya ingin mengurangi jumlah komisaris," ungkapnya.
"Anda bukan direktur, biasanya Anda hanya mendapatkan gaji. Jadi saya presentasi di hadapan Presiden. Ketika saya mengajukan, saya menyatakan kita harus menurunkan bonus komisaris," lanjutnya.
Rosan menyebut, bonus yang diperoleh pada jajaran komisaris cukup besar yaitu mencapai 45% dari bonus direktur. Padahal, seluruh perusahaan di dunia tidak ada bonus tantiem.
"Karena bonusnya sekitar 45 persen dari bonus direktur. Dan saya sudah melakukan assesment ke negara-negara ASEAN, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, jadi pada akhirnya saya mengatakan semua perusahaan di seluruh dunia, dan juga di ASEAN tidak mengenal tantiem," pungkasnya.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Ini Alasan Danantara Larang Komisaris BUMN Dapat Tantiem
