Rupiah Masih Tertekan, Dolar AS Lanjut Naik Tipis ke Rp16.545

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
10 October 2025 15:07
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (10/10/2025).

Merujuk data Refinitiv, nilai tukar rupiah mengakhiri pekan kedua Oktober ini dengan pelemahan tipis 0,03% di posisi Rp16.545/US$.

Sejak pembukaan perdagangan, rupiah sudah terkoreksi di level Rp16.560/US$ atau turun 0,12%, hingga pelemahan berhasil berkurang hingga di level penutupan. Secara kumulatif sepekan ini, rupiah terdepresiasi 0,09% terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB berada di zona pelemahan 0,20% di level 99,336.

Pelemahan rupiah hari ini masih sangat dipengaruhi oleh tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut sampai di penutupan perdagangan sebelumnya, Kamis (10/10/2025), indeks dolar AS menguat hingga 0,63% ke level 99,538.

Kenaikan ini di dorong oleh beberapa faktor, mulai dari komentar bernada hawkish dari sejumlah pejabat The Fed tentang arah kebijaka moneter Negeri Paman Sam.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu Gubernur The Fed, Michael Barr, yang menegaskan bahwa bank sentral AS perlu tetap berhati-hati dalam memangkas suku bunga nya karena masih ada risiko inflasi yang bisa bertahan lebih lama dari perkiraan, terutama akibat dari dampak kebijakan tarif impor yang berpotensi mendorong kenaikan harga barang.

Sikap hati-hati The Fed tersebut membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga di tahun ini menjadi lebih terbatas, sehingga mendorong kenaikan yield obligasi AS dan memperkuat permintaan terhadap dolar.

Akibatnya, tekanan terhadap rupiah masih akan berlanjut dalam jangka pendek, terutama bila sentimen dari AS dan global belum menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular