Haji Isam Punya Harta Rp 101 Triliun tapi Tak Masuk Forbes, Kok Bisa?

Aziza Zahwa Layla Madjid, CNBC Indonesia
28 September 2025 21:45
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan penghargaan kepada Pemilik Jhonlin Group Andi Syamsuddin Arsyad yang lebih dikenal sebagai Haji Isam dan Pemilik Arsari Group Hashim Djojohadikusumo. (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Prabowo Subianto telah memberikan penghargaan kepada Pemilik Jhonlin Group Andi Syamsuddin Arsyad yang lebih dikenal sebagai Haji Isam dan Pemilik Arsari Group Hashim Djojohadikusumo. (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha asal Kalimantan, Samsudin Andi Arsyad atau yang sering disapa Haji Isam memiliki kekayaan yang terus bertambah. Lonjakan pundi-pundi kekayaan keluarga Haji Isam terjadi seiring melesatnya harga saham perusahaan publik yang dimilikinya.

Kenaikan saham secara signifikan membuat saham-saham milik Haji Isam bolak-balik masuk radar pengawasan bursa hingga berkali-kali disuspensi karena kenaikan harga secara signifikan. Meski namanya makin sering terdengar, Haji Isam tergolong orang kaya baru. Tentu saja ini bila dibandingkan dengan nama-nama seperti keluarga Salim, Wijaya, hingga Hartono.

Kekayaan Haji Isam melonjak signifikan beberapa tahun terakhir khususnya setelah perusahaannya melantai di Bursa Efek Indonesia. Meskipun sejumlah harta kekayaannya juga digenggam lewat kepemilikan saham di perusahaan non-publik.

Berdasarkan perhitungan CNBC Indonesia, harta Haji Isam yang terikat secara langsung dan tidak langsung lewat JARR mencapai Rp 30,97 triliun. Sementara itu, harta keluarga Haji Isam yang terikat secara tidak langsung lewat PGUN mencapai 67,54 triliun. Lalu terakhir hartanya yang terikat di TEBE lewat kepemilikan tidak langsung senilai Rp 2,79 triliun. Artinya secara total harta kekayaan Haji Isam di perusahaan publik saja dan tercatat di BEI telah mencapai Rp 101,3 triliun atau lebih dari US$ 6,1 miliar.

Angka tersebut diketahui lebih tinggi dari sejumlah nama besar yang lebih dulu masuk daftar orang terkaya versi Forbes, seperti bos Alfamart Djoko Susanto dengan kekayaan US$ 2,7 miliar hingga bos emiten tambang nikel Harita (NCKL) Lim Hariyanto dengan kekayaan US$ 5,2 miliar.

Meski telah tembus Rp 100 triliun, nama Haji Isam masih belum masuk daftar orang terkaya Forbes. Namun ini bukan pertama kalinya Forbes telat merilis jajaran orang terkaya baru. Dua tahun lalu nama taipan tambang Agus Projo dan sejumlah pihak lain yang menggenggam saham AMMN baru masuk daftar orang terkaya pada publikasi tahunan di bulan Desember. Padahal Agus Projo hingga Alexander Ramlie resmi menjadi billionaire tepat saat AMMN melantai di bursa pertengahan tahun 2023.

Haji Isam tanda tangan kontrak pembelian kapal keruk dengan Royal IHC. (Istimewa)Foto: Haji Isam tanda tangan kontrak pembelian kapal keruk dengan Royal IHC. (Istimewa)
Haji Isam tanda tangan kontrak pembelian kapal keruk dengan Royal IHC. (Istimewa)

Publikasi tersebut terkenal rutin merilis daftar orang terkaya di seluruh dunia. Daftar yang dirilis oleh Forbes bisa dikatakan dapat menjadi acuan dibandingkan dengan daftar serupa lainnya.

Dalam menghitung dan menentukan kekayaan para miliarder dunia, Forbes menggunakan nilai kekayaan bersih. Nilai kekayaan bersih merupakan perhitungan total aset kemudian dikurangi oleh total liabilitas.

Aset yang dihitung merupakan total aset keseluruhan, baik aset lancar maupun aset tetap. Sama seperti di aset, liabilitas juga dihitung keseluruhan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

"Kami menilai berbagai aset, termasuk perusahaan swasta, real estat, seni, dan banyak lagi. Kami tidak berpura-pura mengetahui neraca keuangan setiap miliarder (meskipun beberapa menyediakannya). Ketika dokumentasi tidak disertakan atau tersedia, kami mengabaikan kekayaan," tulis Forbes dalam laman resminya, dikutip Minggu (28/9/2025).

Selain dari nilai kekayaan bersih, Forbes juga melakukan perhitungan dengan cara mengkalkulasi harga saham yang dimiliki oleh miliarder tersebut dan nilai tukar.

Karena harga saham dan nilai tukar selalu fluktuatif, Forbes mengakui beberapa orang bisa dengan mudah mengalami kenaikan atau penurunan posisi di daftar mereka karena hal tersebut.

Namun, perhitungan ini umumnya digunakan oleh Forbes bagi mereka yang memiliki saham di perusahaan terbuka atau yang sudah terdaftar di bursa saham.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Haji Isam, Bagaimana Forbes Tentukan Daftar Orang Terkaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular