
Dampak Pelemahan Rupiah ke IHSG, Sektor Ini Berpotensi Untung

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin tertekan. Saat ini gerak rupiah sudah mencapai level psikologis Rp16.700/US$1. Melemahnya rupiah dapat mendorong beberapa sektor tumbang karena kerugian selisih kurs antara rupiah dengan dolar AS. Sebaliknya, sejumlah sektor diperkirakan akan memperoleh keuntungan dari pelemahan rupiah.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (26/9/2025), mata uang garuda terapresiasi hingga 0,06% ke level Rp16.725/US$. Kondisi ini sedikit membaik dari capaian kemarin yang mana rupiah terkoreksi enam hari beruntun dan menyentuh level terburuk sejak 30 April 2025.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, sejauh ini pelemahan Rupiah lebih berdampak kepada sektor sektor yang memang bergantung terhadap impor.
"Karena Rupiah yang terus melemah, kami melihat hal ini akan memberikan tekanan terhadap harga bahan baku impor yang akan mengalami kenaikkan," ujarnya saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Jumat (26/9).
Namun sebaliknya, lanjutnya, untuk ekspor, ketika Rupiah mengalami pelemahan, hal ini akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar bagi para bisnis yang memiliki eksposure besar dalam ekspor, seperti komoditas.
Selain itu, Nico melanjutkan, pelemahan Rupiah juga terjadi karena tekanan yang didapatkan akibat keluarnya investor asing dari obligasi yang dimana sejak awal bulan September sudah mengalami penurunan yang cukup dalam, meskipun masih mencatatkan inflow yang positif.
Sementara, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, depresiasi rupiah sudah diperkirakan oleh para investor. Hal tersebut tercermin dari IHSG yang tiba-tiba merosot 1% lebih pada Kamis (25/9/2025). Indeks turun 85,89 poin ke level 8.040,66 pada penutupan perdagangan.
"Depresiasi rupiah sudah terprice-in dengan pelemahan IHSG pada hari kemarin," ungkapnya.
Nafan mengatakan, pelemahan rupiah dapat menjadi kesempatan investor untuk mengakumulasi pembelian saham-saham di sektor energi, material dasar atau sektir kritikal dan non kritikal berbasis ekspor.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Arah, Sesi I Berakhir Merah
