Kredit Bank Sulit Turun, Duit Orang Kaya Jadi Biang Kerok

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
22 September 2025 12:45
Gubernur Bank Indonesia, Perrry Warjiyo saat konferensi pers hasil RDG BI Mei 2024 pada Rabu (22/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perrry Warjiyo saat konferensi pers hasil RDG BI Mei 2024 pada Rabu (22/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin menjadi 4,75% sejak 2024 hingga September 2025. Pemangkasan ini telah memberikan dampak penurunan lebih lanjut bagi yield SBN dan suku bunga pasar uang.

Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo menilai suku bunga pasar uang, INDONIA, sudah turun hingga 114 basis poin menjadi 4,59% menjadi 6,03%.

"Transmisinya BI ke pasar uang berjalan bagus," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI, DPR RI, Senin (22/9/2025).

Tidak hanya itu, suku bunga SRBI telah turun signifikan hingga 2,1% atau 210 basis poin menjadi 5,06% untuk tenor 6 bulan dan SRBI tenor 9 bulan telah turun 2,13% menjadi 5,08%. Kemudian, SRBI tenor 12 bulan turun sebesar 2,19%.

Menurut Perry, ini membantu pemerintah karena ikut menurunkan imbal hasil atau yield SBN dengan cukup cepat.

"Itu turunnya juga cepat, SBN untuk tenor 2 tahun 1,85%, untuk 2 tahun. Sekarang levelnya 5,11%," ujarnya.

Sementara itu, SBN tenor 10 tahun itu sudah turun 94 basis poin dari 7,24% pada Januari 2025 menjadi 632%. Ini menghemat biaya fiskal pemerintah untuk pembayaran imbal hasil SBN.

Sayangnya, suku bunga kredit perbankan belum mengalami penurunan maksimal. BI Rate, kata Perry, sudah turun 125 basis poin. Sementara itu, penurunan suku bunga deposito hanya mencapai 16 basis poin menjadi 4,65%.

Menurut BI, salah satu penyebab lambatnya penurunan suku bunga kredit di perbankan adalah pemberian special rate atau suku bunga khusus kepada deposan besar.

"Salah satu fenomenanya, pemberian special rate kepada deposan besar, totalnya adalah 25% dari total DPK bank,"

Jumlahnya mencapai Rp 2.380,4 triliun. Adapun, suku bunga special rate adalah suku bunga di atas penjaminan LPS. Deposan besar ini tersebar di BPD, bank BUMN, bank BUSN, hingga kantor cabang bank asing.

Perry menilai jika suku bunga deposito ini bisa turun, minimal sama dengan suku bunga penjaminan LPS, maka suku bunga cost of fund seharusnya bisa turun 0,55% atau 55 basis poin. Jika ini terjadi, maka suku bunga kredit sebesar 9,16% bisa turun menjadi 8,5%.

BI berharap penurunan ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke depannya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertumbuhan Kredit Bank Tiba-Tiba Melambat, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular