Rupiah Keok, Dolar AS Naik Jadi Rp16.500

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
18 September 2025 15:08
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (18/9/2025).

Melansir dari Refinitiv, mata uang garuda harus mengakui kekuatan dolar AS dengan terdepresiasi 0,46% di posisi Rp16.500/US$, sekaligus menandakan level terlemah rupiah sejak pertengahan Mei 2025.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) per pukul 15.00 WIB terpantau tengah melanjutkan ke level 97,904 atau menguat 0,03%. Setelah pada perdagangan sebelumnya, DXY menguat 0,25% ke posisi 97,633.

Pelemahan rupiah pada hari ini sangat dipengaruhi oleh dua faktor, baik itu dari dalam maupun luar negeri. pergerakan indeks dolar AS yang tengah menguat.

Dari luar negeri, penguatan indeks dolar AS menjadi salah satu pendorong bagi pelemahan rupiah hari ini, Kamis (18/9/2025).

Penguatan dolar AS terjadi setelah Federal Reserve (The Fed) resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC, Rabu waktu setempat.

Meski langkah ini sudah sesuai ekspektasi pasar, investor tetap melakukan penyesuaian ulang terhadap prospek kebijakan The Fed ke depan.

The Fed mengisyaratkan akan melakukan dua kali pemangkasan tambahan pada tahun ini, namun hanya satu kali pada 2026. Sinyal ini sekaligus menepis ekspektasi pasar yang semula memperkirakan pemangkasan bisa lebih agresif, yakni dua hingga tiga kali tahun depan.

Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan pemangkasan ini bersifat pengelolaan risiko di tengah melemahnya pasar tenaga kerja, sembari menekankan bahwa bank sentral tidak perlu terburu-buru melonggarkan kebijakan lebih dalam.

Dari dalam negeri, Keputusan BI yang kembali memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 16-17 September kemarin, turut meningkatkan volatilitas nilai tukar rupiah hingga mengurangi daya tarik pasar obligasi domestik yang membuat dorongan arus keluar modal lebih besar.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Terpuruk, Rupiah Melaju ke Level Terkuat Dalam Dua Pekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular