The Fed Pangkas Bunga 25 Bps, Nasdaq & S&P Melemah

mkh, CNBC Indonesia
18 September 2025 06:25
Ilustrasi Wall Street. (AP/Richard Drew)
Foto: (AP/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (17/9) waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia, setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunga acuan.

Indeks S&P 500 melemah tipis 0,1% ke level 6.600,35, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,3% ke 22.261,33. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 260,42 poin atau 0,6% ke 46.018,32, setelah sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa.

Saham teknologi besar menjadi penekan utama pasar setelah keputusan Fed, seiring aksi ambil untung investor pada saham-saham pemenang bull market. Nvidia, Oracle, Palantir, dan Broadcom kompak ditutup melemah.

Sebaliknya, saham-saham yang diuntungkan dari penurunan suku bunga justru menguat, menopang kinerja Dow dan S&P. Walmart, JPMorgan, dan American Express tercatat menguat di sesi perdagangan.

The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 4,00%-4,25%, sekaligus memberi sinyal akan ada dua kali pemangkasan lagi hingga akhir tahun ini.

Namun, komentar Ketua The Fed Jerome Powell justru menimbulkan kekecewaan pasar. Powell menyebut langkah ini lebih sebagai pemangkasan berbasis manajemen risiko, atau bersifat preventif jika ekonomi melambat tajam.

"Tidak ada jalur yang bebas risiko saat ini. Tidak jelas apa yang paling tepat dilakukan," kata Powell, dikutip dari CNBC International, Kamis (18/9/2025).

Selain itu, Fed juga menyampaikan pandangan lebih hawkish terkait 2026. Para pejabat bank sentral memproyeksikan hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga tahun depan, lebih lambat dari ekspektasi pasar yang mengantisipasi dua hingga tiga kali pemotongan. Proyeksi dot plot juga menunjukkan perbedaan pandangan signifikan di antara anggota The Fed.

"Secara keseluruhan, pejabat Fed tidak menekan tombol panik karena mereka memilih memangkas suku bunga dengan besaran terkecil pada pertemuan September," ujar Christopher S. Rupkey, Kepala Ekonom FWDBONDS, kepada CNBC International.

Menurutnya, laju pemangkasan satu kali per pertemuan mencerminkan The Fed tak lagi melihat inflasi sebagai ancaman serius. Sebaliknya, perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat minimnya perekrutan tenaga kerja menjadi risiko yang lebih besar saat ini.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Diramal Pangkas Suku Bunga Fed Juni 2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular