
Breaking! Rupiah Terjun 1,12%, Dolar AS Dekati Rp16.500

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mengalami koreksi tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini, Selasa (9/9/2025).
Melansir dari Refinitiv, per pukul 09.36 WIB, rupiah mengalami koreksi hingga 1,12% di level Rp16.483/US$ atau hampir menembus level psikologis nya di Rp16.500/US$.
Pelemahan rupiah terjadi di tengah pergantian Menteri Keuangan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025). Sri Mulyani resmi digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, menilai pasar akan menguji kepemimpinan Purbaya pada dua aspek yakni kesinambungan kebijakan fiskal dan kualitas komunikasi publik.
"Pasar sangat sensitif terhadap sinyal melemahnya disiplin fiskal. Hal itu sudah terlihat dari pelemahan rupiah dan gejolak saham sejak 2024 hingga awal 2025," ujar Josua.
Ia menambahkan, dalam jangka pendek, pergantian ini berpotensi memicu volatilitas rupiah, kenaikan yield SBN, serta tekanan di pasar saham. "Setidaknya sampai ada pernyataan tegas dari Menkeu baru," tambahnya. Josua juga menekankan bahwa target RAPBN 2026 defisit 2,48% PDB, asumsi kurs Rp16.500/US$, dan yield SBN 6,9% hanya bisa tercapai jika disiplin fiskal tetap dijaga dan koordinasi erat dengan Bank Indonesia (BI) berjalan baik.
Dari sisi investor global, muncul keraguan atas arah kebijakan. Jason Tuvey, Deputy Chief Emerging Markets di Capital Economics, London, menilai ada risiko Presiden Prabowo akan melonggarkan aturan fiskal serta menekan BI untuk lebih mendukung program pemerintah.
"Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas kebijakan keuangan Indonesia," ungkapnya.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385
