
IHSG Turun 0,27% Kala Transaksi Tembus Rp 45,82 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah setelah sempat parkir di zona hijau pada sesi pertama. Pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (26/8/2025), Indeks turun 21,15 poin atau 0,27% ke level 7.905,76.
Sebanyak 266 saham naik, 393 turun, 145 tidak bergerak. Nilai transaksi tergolong sangat ramai atau mencapai Rp 45,8 triliun. Sebanyak 57,75 miliar saham berpindah tangan dalam 2,36 juta kali transaksi.
Ramainya perdagangan hari ini terjadi baik di pasar negosiasi dan tunai maupun pasar reguler, yang mana hari ini menjadi hari perdagangan terakhir (cutoff) sebelum rebelancing MSCI resmi berlaku efektif besok, 27 Agustus 2025. Artinya banyak pemilik dana yang merotasi kepemilikan aset dan memindahkan dananya dari satu saham ke saham yang lain.
Mayoritas sektor perdagangan bergerak di zona merah, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor energi dan kesehatan. Sementara itu, koreksi paling dalam terjadi di sektor properti dan barang baku.
Saham emiten blue chip tercatat menjadi pemberat kinerja IHSG hari ini.
Adapun pemberat utama kinerja IHSG hari ini adalah Bank Central Asia (BBCA) yang sahamnya turun 2,65% ke Rp 8.250 per saham dan membebani kinerja indeks hingga 16,06 indeks poin.
Selanjutnya ada tambang emas Grup Salim (AMMN) yang melemah 5% ke Rp 8.075 per saham dengan kontribusi pelemahan indeks 13,31 poin.
Sementara itu, saham konglomerat tercatat menjadi penopang IHSG yang mampu menahan IHSG terjun lebih dalam.
Saham emiten tambang Grup Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA), naik 13,4% ke Rp 90.575 per saham dengan kontribusi 41 indeks poin.
Di antara saham-saham konglomerat ada saham Bank Negara Indonesia (BBNI) yang naik2,02% ke Rp 4.540 per saham dengan sumbangsih 3,2 indeks poin.
Kemudian ada emiten data center milik kongsi Toto Sugiri dan Grup Salim, DCI Indonesia (DCII), yang sahamnya naik 0,52% ke RP 321.875 per saham dengan kontribusi penguatan 1,8 indeks poin.
Lalu ada juga emiten tambang batu bara Prajogo Pangestu (CUAN), emiten tambang batu bara Boy Thohir (AADI) hingga saham properti Hary Tanoe (KPIG) menjadi penopang kinerja IHSG hari ini.
Sementara itu, pasar keuangan menatap hari kedua pekan ini dengan sejumlah sentimen serta rangkaian kejadian kelam selimuti domestik juga global di hari Senin (25/8/2025) kemarin.
Masuknya investor asing ke pasar saham menjadi kabar positif bagi Indonesia. Sinyal pemangkasan suku bunga dari The Fed juga diperkirakan masih mendorong sentimen positif.
Sementara itu, investor asing masih membanjiri pasar saham Indonesia. Aliran net inflow bahkan mencetak rekor pada bulan ini. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat net inflow sudah menembus 10 hari beruntun dengan total Rp 10,2 triliun. Ini adalah kali pertama net inflow mampu menembus 10 hari beruntun sepanjang tahun ini.
Dari dalam negeri, investor juga tengah bersiap menghadapi momen penting, yakni cut-off date rebalancing MSCI edisi Agustus 2025 yang jatuh pada hari ini, Selasa (26/8/2025).
Sejak pengumuman rebalancing pada 7 Agustus lalu, aliran dana asing sudah deras masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga penutupan pekan lalu (22/8), asing tercatat memborong saham dengan net buy Rp4,45 triliun, sehingga total akumulasi sebulan penuh mencapai Rp6,71 triliun.
Setelah cut-off hari ini, indeks hasil kocok ulang akan efektif berlaku pada 27 Agustus 2025. Itu berarti dua hari ini pasar berpotensi dibanjiri aliran dana asing sebelum perhitungan indeks resmi dilakukan. Investor lokal perlu mencermati momentum ini, karena pergeseran indeks global seperti MSCI kerap menjadi pemicu lonjakan volatilitas sekaligus peluang bagi saham-saham terpilih.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Kompak Jauhi Saham-Saham Ini Saat IHSG Bangkit
