
Bos BI Mau Obligasi Pemerintah Bisa Dibeli Pakai Rekening Yen

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Jepang tengah memperluas kerja sama penggunaan mata uang lokal melalui mekanisme local currency transaction atau LCT.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, perluasan LCT ini akan dilakukan dengan membuka pasar obligasi ritel RI terhadap masyarakat Jepang langsung dengan mata uang Yen.
"Saya menantang Anda semua, dari Apuvindo dan ASPI, untuk segera melangkah bersama agar rekening Yen tersebut dapat digunakan untuk membeli obligasi pemerintah dan pasar sekunder ritel, termasuk SRBI," kata Perry dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang, Senin (25/8/2026).
Perry mengatakan, melalui perluasan LCT ini, pembelian obligasi juga bisa dilakukan secara digital karena menjadi bagian dari penguatan koneksi lintas negara untuk layanan transaksi digital seperti QRIS.
"Ini adalah babak baru, yaitu transaksi mata uang lokal yang terhubung dengan pembayaran lintas batas, dan kemudian diperluas. Kerja sama yang lebih erat, tidak hanya perdagangan dan investasi, investasi langsung asing, tetapi juga UMKM, termasuk pendalaman pasar keuangan di Indonesia," ucap Perry.
Perry pun memastikan, melalui mekanisme LCT yang diperluas hingga ke pasar obligasi, masing-masing negara akan memperoleh manfaat yang sangat baik karena tak lagi harus memperoleh beban biaya konversi ke mata uang dolar AS.
"Saya yakinkan untuk orang Jepang, tentu saja kami akan menjamin Anda akan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi melalui pembelian ritel, obligasi pemerintah, sukuk, ekuitas Indonesia, dan lainnya. Bahkan sekuritas kami, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia. Ini dilakukan dengan memperluas kerangka kerja LCT, meningkatkan partisipan pasar, dan meningkatkan efisiensi transaksi," paparnya.
Perry menekankan, inisiatif ini ke depan juga akan memberikan banyak keuntungan buat Indonesia, di samping mengurangi volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi volatilitas nilai tukar dan memperkuat ketahanan keuangan, tetapi juga langkah penghematan biaya. Ini adalah strategi manajemen risiko, termasuk diversifikasi mata uang, serta pendalaman pasar keuangan. Itu saja," ucap Perry.
Ueda Hajime, Perwakilan Duta Besar Jepang untuk Indonesia merespons positif inisiatif baru yang disebut Perry sebagai new chapter hubungan Indonesia dan Jepang.
"Sejak Agustus 2020, Jepang dan Indonesia telah menjalin kerja sama LCT antara rupiah dan yen, yang kini secara bertahap diperluas. Dengan mengurangi biaya valuta asing, diharapkan dapat mendorong kegiatan bisnis, khususnya perluasan perdagangan bilateral dan investasi langsung," ungkapnya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dipermasalahkan AS, Transaksi QRIS Ternyata Meroket 169%
