RI Punya 1.046 BUMN, tapi 97% Dividen Sumbernya dari 8 Perusahaan

Verda Nano Setiawan , CNBC Indonesia
15 August 2025 17:35
COO Danantara, Dony Oskaria dalam Special Talkshow Nota keuangan & RAPBN 2026 di Jakarta, Jumat (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: COO Danantara, Dony Oskaria dalam Special Talkshow Nota keuangan & RAPBN 2026 di Jakarta, Jumat (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indonesia saat ini memiliki 1.046 badan usaha milik negara (BUMN), termasuk anak hingga cucu usaha. Akan tetapi 97% dari total dividen perusahaan pelat merah berasal hanya dari delapan perusahaan. 

Hal tersebut menjadi perhatian Chief Operation Officer Danantara Dony Oskaria. Ditambah lagi, 52% BUMN dalam kondisi rugi dengan total kerugian lebih kurang Rp 50 triliun setiap tahun. 

"Ini PR yang kita lakukan, kita lakukan reviews," katanya dalam Special Talkshow - Nota Keuangan & RAPBN 2026 di CNBC Indonesia TV, Jumat (15/8/2025).

Sebagai informasi, laba bersih konsolidasi BUMN sepanjang 2024 turun 7,03% secara tahunan (yoy) menjadi Rp304 triliun. Meskipun laba terkoreksi, pendapatan konsolidasi BUMN justru tumbuh positif. Sepanjang tahun lalu, pendapatan mencapai Rp3.128 triliun, naik 6,6% yoy.

Adapun Danantara diperkirakan akan menerima dividen sekitar Rp 114 triliun dari laba tahun buku 2024. 

Chief Investment Officer Danantara (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengatakan pengelolaan investasi di Danantara harus untung.

Berbeda dengan investasi perusahaan pada umumnya, dana aset yang terkumpul melalui lembaga investasi ini merupakan milik institusi perusahaan negara yang harus dipertanggungjawabkan.

"Karena di Danantara saya harus memastikan bahwa modal ini ada dan bertambah. Berbeda dengan di bisnis ventura atau bisnis private equity, ini bukan hanya uang saya tapi juga uang orang lain, uang institusi," ujarnya.

Pandu menekankan, dalam pengelolaan dana investasi harus ditempatkan pada bisnis yang sudah matang dan berkinerja bagus. Meskipun terbuka lada perusahaan rintisan, namun Danantara perlu memiliki parameter risikonya terlebih dahulu.

"Saya belum memiliki parameter yang baik untuk risiko usaha yang berisiko," ucapnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dividen BUMN Bakal Masuk Danantara, Begini Pengelolaannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular