Jadi Sumber Pertumbuhan, Bank Rebutan Nasabah Kaya

mkh, CNBC Indonesia
15 August 2025 18:20
Ilustrasi Bank (Designed by pikisuperstar / Freepik)
Foto: Ilustrasi Bank (Designed by pikisuperstar / Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia — Nasabah kaya jadi incaran industri perbankan. Mereka menjadi sumber pertumbuhan di kala fenomena pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melandai. 

PT Bank Woori Saudara (BWS) menjadikan bisnis wealth management sebagai salah satu rencana dan kebijakan strategis bank untuk tahun 2025. Emiten bersandi SDRA ini berharap layanan yang mengincar nasabah kaya tersebut dapat menyumbang fee-based income.

Dalam kerangka strategi Wealth Management, BWS memiliki tiga produk utama yang ditawarkan ke nasabah yaitu Bancassurance, Surat Berharga Negara (SBN) Ritel hingga Saham Referral.

Untuk Bancassurance, BWS bekerja sama dengan perusahaan asuransi dan memasarkan produk asuransi atau gabungan produk asuransi dan bank kepada nasabah. Produk utama yang ditawarkan meliputi asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.

Sementara untuk produk SBN Ritel, BWS menawarkan berbagai instrumen investasi pendapatan tetap yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dengan imbal hasil menarik dan risiko terjaga kepada nasabah ritel untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan investasi mereka.

Adapun BWS melaporkan kenaikan dari sisi fee based income untuk pos keuntungan transaksi dari valuta asing yang mencapai Rp32,09 miliar per Semester I 2025 atau naik 58,82% secara tahunan (yoy).

Pos fee based income lain yang juga mengalami peningkatan adalah dari sisi jasa layanan transfer yang mencapai Rp19,75 miliar per Semester I 2025 atau naik 94,25% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berencana meluncurkan layanan priority banking, dengan minimum saldo Rp500 juta pada bulan September nanti. Selain itu, bank pelat merah itu juga ingin meluncurkan layanan private banking dengan minimum saldo Rp15 miliar.

Dengan strategi tersebut, Direktur Network & Retail Funding, Rully Setiawan optimistis, asset under management (AUM) dapat mencapai Rp24 triliun tahun ini. Ia mengungkapkan, saat ini AUM di BTN sudah mencapai Rp23 triliun.

Ia kemudian membeberkan strategi dalam persaingan menggaet para nasabah segmen affluent dengan bank-bank lain. Menurut Rully, BTN memiliki segmentasi yang lengkap. Selain Prioritas ada juga Prospera, layanan pengelolaan dana nasabah minimal Rp100 juta, dan Prima untuk dana Rp10 juta hingga di bawah Rp100 juta.

Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas menjelaskan bahwa wealth management memang bisa menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk bisnis perbankan di era saat ini. Selain dapat mengerek dana pihak ketiga, layanan tersebut juga akan mendorong pendapatan berbasis komisi atau fee based income

"Saat suku bunga dan kebijakan moneter belum benar-benar akomodatif, pendapatan bunga bersih bank bisa terdampak sehingga untuk menjaga profitabilitas mereka tidak bisa terus bertumpu pada satu sumber pendapatan saja dari bunga tetapi juga perlu diversifikasi ke yang sifatnya transaksional seperti wealth management" ungkap Leonardo, dikutip, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya bisnis wealth management memang berpotensi untuk dongkrak pendapatan non-bunga atau fee based income. Apalagi jika produk yang ditawarkan adalah produk investasi yang menarik di tengah kondisi seperti sekarang ini.

"Bank jadi kanal distribusi produk asuransi yang memang peluangnya besar di saat masyarakat sudah 'melek risiko'. Literasi keuangan yang membaik juga membuat masyarakat bisa lebih sadar investasi baik yang risikonya rendah maupun yang lebih tinggi. Ini peluang bisnis yang baik dimanfaatkan oleh bank di momentum sekarang ini" tambahnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DPR Apresiasi Pertumbuhan Nasabah Premium BNI Hingga 16%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular