Rupiah Perkasa, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.190

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
13 August 2025 15:09
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menguat cukup signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (13/8/2025).

Melansir dari Refinitiv, mata uang garuda ditutup menguat dengan penguatan sebesar 0,55% di level Rp16.190/US$, sekaligus mencatatkan level terkuat sejak 4 Juli 2025.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau sedang mengalami pelemahan sebesar 0,31% di level 97,79.

Penguatan rupiah pada hari ini didorong oleh pelemahan indeks dolar AS yang telah berlangsung tiga hari beruntun sejak awal pekan.

Pelemahan dolar dipicu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk Juli 2025 yang memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada September. Data menunjukkan inflasi tahunan bertahan di 2,7%, di bawah perkiraan 2,8%, mendorong investor meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, bahkan membuka peluang penurunan hingga 50 basis poin.

Ekspektasi pelonggaran moneter AS ini mendorong aliran dana keluar dari aset berbasis dolar dan kembali masuk ke pasar negara berkembang yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Rupiah ikut mendapat sentimen positif, bersama sejumlah mata uang Asia lain, karena investor mulai melirik kembali aset di emerging markets.

Di dalam negeri, sentimen positif bagi rupiah juga datang dari hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) kemarin. Total penawaran yang masuk mencapai rekor Rp162,3 triliun, jauh melampaui target Rp27 triliun, dengan penawaran yang dimenangkan senilai Rp32 triliun.

Lonjakan minat ini didorong oleh pelemahan dolar AS, likuiditas global yang lebih longgar, dan prospek pelonggaran kebijakan moneter AS.

Kepemilikan SBN oleh investor asing pun tetap solid, tercatat sebesar Rp936,1 triliun atau 14,6% dari total beredar.

Arus masuk modal asing yang terjaga ini menjadi faktor tambahan penguat rupiah, mengingat dana asing di pasar obligasi umumnya mendorong apresiasi nilai tukar.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular