
Rupiah Perkasa, Dolar AS Turun ke Rp16.260

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir dari Refinitiv, mata uang rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/8/2025) mengalami penguatan sebesar 0,12% di posisi Rp16.260/US$. Setelah pada perdagangan kemarin Selasa (12/8/2025) rupiah ditutup melemah tipis 0,09% di level Rp16.280/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau tengah mengalami koreksi tipis sebesar 0,02% di level 98,07. Namun pada perdagangan kemarin, DXY ditutup melemah 0,43% di posisi 98,09.
Penguatan rupiah hari ini didorong sentimen positif dari rilis data inflasi AS untuk Juli 2025. Inflasi tahunan AS tercatat sebesar 2,7% (yoy), di bawah ekspektasi 2,8%. Data ini memicu ekspektasi kuat bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September mendatang. Probabilitas pemangkasan suku bunga kini melonjak menjadi 93,4%, membuat dolar AS melemah dan meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di dalam negeri, sentimen positif bagi rupiah juga datang dari hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) kemarin. Total penawaran yang masuk mencapai Rp162,3 triliun, angka ini jauh melampaui target sebesar Rp27 triliun, dengan penawaran yang dimenangkan senilai Rp32 triliun. Lonjakan minat ini didorong oleh beberapa hal seperti pelemahan dolar AS, likuiditas global yang lebih longgar, dan prospek pelonggaran kebijakan moneter AS.
Kepemilikan SBN oleh investor asing pun tetap solid, tercatat sebesar Rp936,1 triliun atau 14,6% dari total beredar. Arus masuk modal asing yang terjaga ini menjadi faktor tambahan penguat rupiah, mengingat dana asing di pasar obligasi umumnya mendorong apresiasi nilai tukar.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Rupiah Ambruk ke Rp16.635 per USD, Dekati Level Saat 1998