
Warren Buffett Beri Peringatan Keras Kepada Investor, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia — Skema tarif resiprokal antara yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada berbagai negara di dunia dinilai membawa petaka bagi pasar saham.
Bahkan investor kawakan Warren Buffett pun memberikan peringatan keras untuk para investor bahwa tarif Trump dapat memengaruhi hasil kinerja perusahaannya, yakni Berkshire Hathaway, yang acap kali disebut sebagai lambang perekonomian karena portofolionya yang kaya sektor.
Dalam laporan kuartal kedua, Berkshire secara khusus menyebutkan tarif Presiden Donald Trump. Peringatan perusahaan kepada Wall Street semakin keras.
Mengutip MotleyFool, ada laporan pendapatan Q2-nya, Berkshire menulis bahwa hasil operasional berkala kami mungkin akan terpengaruh di periode mendatang oleh dampak konflik dan peristiwa makroekonomi dan geopolitik yang sedang berlangsung, serta perubahan faktor atau peristiwa spesifik industri atau perusahaan.
Laju perubahan peristiwa ini, termasuk ketegangan akibat perkembangan kebijakan perdagangan internasional dan tarif, semakin cepat selama enam bulan pertama tahun 2025. Masih terdapat ketidakpastian yang cukup besar mengenai hasil akhir dari peristiwa ini.
"Saat ini kami belum dapat memprediksi dengan andal dampak akhir terhadap bisnis kami, baik melalui perubahan ketersediaan produk, biaya dan efisiensi rantai pasokan, maupun permintaan pelanggan atas produk dan layanan kami. Sangat mungkin terdapat konsekuensi yang merugikan pada sebagian besar, jika tidak semua, bisnis operasional kami, serta pada investasi kami dalam sekuritas ekuitas, yang dapat secara signifikan memengaruhi hasil kami di masa mendatang," tulis Bershire, dikutip Selasa (12/8/2025).
Warren dan Berkshire telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka kurang menyukai rencana tarif Trump.
Awal tahun ini, dalam sebuah wawancara dengan CBS, Buffett menyebut tarif sebagai "suatu tindakan perang sampai taraf tertentu." Ia juga mengatakan bahwa sepanjang sejarahnya AS memiliki pengalaman yang signifikan dengan tarif, dan ia yakin bahwa seiring waktu, tarif tersebut merupakan pajak atas barang.
"Maksud saya, peri gigi tidak membayarnya," katanya.
Berkshire Hathaway sendiri telah melaporkan hasil pendapatan kuartal kedua pada 2 Agustus. Berdasarkan informasi, Warren Buffett akan mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan dalam waktu kurang dari lima bulan.
Namun, investor kemungkinan akan lebih mencermati laporan keuangan terbarunya di bawah kepemimpinannya. Meskipun hasil operasional perusahaan menunjukkan hasil yang kuat, investor mungkin kecewa karena Berkshire tidak membeli kembali sahamnya sendiri.
Selain memantau metrik pendapatan yang umum, investor selalu mencermati surat-surat Buffett dan dokumen-dokumen regulator Berkshire untuk mencari petunjuk tentang pandangan Buffett dan timnya terhadap perekonomian.
Berkshire Hathaway adalah salah satu konglomerat terbesar di dunia, memiliki perusahaan di sebagian besar sektor. Selain portofolio ekuitasnya yang hampir mencapai US$300 miliar.
Berkshire memiliki salah satu bisnis asuransi terbesar di AS, aset energi yang signifikan, Burlington North Santa Fe Railroad, sebuah bisnis hipotek besar, dan bisnis-bisnis yang lebih kecil di sektor-sektor lain, yang memberikan tim Berkshire visibilitas yang kuat terhadap perekonomian yang lebih luas.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Pasar Kebakaran, Warren Buffett Tumpuk Uang Cash Rp5.529 Triliun
