
AXA Andalkan Co-Payment, 60% Nasabah Sudah Beralih

Jakarta, CNBC Indonesia — PT AXA Financial Indonesia (AFI) menjaga kinerja hingga kuartal I-2025 dengan strategi bisnis yang berfokus pada inovasi produk dan efisiensi biaya. Salah satu strategi utama yang diandalkan adalah penerapan skema co-payment, yang kini telah dipilih oleh mayoritas nasabah.
Chief of Health AXA Financial Indonesia Yudhistira Dharmawata menyampaikan bahwa lebih dari 60% nasabah AFI telah beralih ke skema co-payment sejak awal tahun. "Bahkan kontribusinya mencapai 60%, atau 2/3 itu sudah memilih co-payment sekarang," ungkap Yudhistira dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Skema co-payment memungkinkan nasabah menanggung sebagian dari biaya perawatan. Dengan demikian, premi yang dibayarkan menjadi lebih terkendali dan berpotensi mengalami kenaikan yang lebih moderat di tahun-tahun berikutnya.
"Co-payment dipilih karena di produk kami, kalau klaim lebih sedikit dan nasabah menggunakan rumah sakit rekanan, kenaikan premi bisa jauh lebih kecil," ujar Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, Niharika Yadav.
Strategi ini turut berkontribusi pada pertumbuhan premi bruto AFI yang mencapai Rp887 miliar hingga kuartal I-2025, naik 18% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini juga didorong oleh kebijakan repricing yang mulai diterapkan sejak tahun lalu.
"Kalau kita ngomong hasil Juni year to date ini ya, berarti kita sudah melakukan repricing dari tahun lalu sebenarnya, di mana dampaknya memang perlahan-lahan sehingga membantu finansial 6 bulan pertama ini," jelas Yudhistira.
Tak hanya dari sisi pendapatan, AFI juga mencatat efisiensi pada sisi kewajiban. Beban klaim dan manfaat tercatat sebesar Rp396 miliar per Juni 2025, atau turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, rasio solvabilitas (Risk Based Capital/RBC) perusahaan tercatat mencapai 742%, jauh melampaui batas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%.
"Perusahaan terus melakukan transformasi bisnis berkelanjutan yang berorientasi pada nasabah, khususnya dalam sistem pembayaran klaim. Karena kami percaya bahwa salah satu bukti komitmen kami terletak pada pembayaran klaim kepada nasabah," pungkas Niharika.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Baru Asuransi, Nasabah Wajib Bayar 10% Biaya Berobat
