JPMorgan Yakin Harga Emas Masih Akan Terbang, Prediksi Segini

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
06 August 2025 07:30
Emas batangan. (AP Photo)
Foto: Emas batangan. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus melesat sepanjang tahun ini, diperkirakan bakal tembus US$3.675 atau sekitar Rp60,25 juta (kurs Rp16.387) per troy oz pada akhir tahun nanti. Prediksi itu dibuat J.P. Morgan Research, usai emas mencatatkan kenaikan 30% year to date.

Emas telah mencapai puncak harga tertinggi pada US$3.500 atau sekitar Rp57,35 juta pada bulan April lalu, melampaui perkiraan J.P. Morgan Research sebelumnya.

Meski pasar sedang mempertimbangkan ketidakpastian kebijakan dan risiko geopolitik, J.P. Morgan Research yakin emas dapat mencapai US$4.000 atau Rp65,58 juta per troy oz mendekati kuartal kedua 2026 nanti. Sebab, badan riset tersebut sudah mencermati pergeseran struktural dalam permintaan emas dan faktor-faktor pendorong harga lainnya.

Bahkan akhir tahun depan harga logam mulia diprediksi bisa tembus US$ 4.250 per troy oz.

"Terutama sekarang dengan kemungkinan resesi dan risiko perdagangan serta tarif yang berkelanjutan. Kami tetap sangat yakin akan prospek penguatan struktural emas yang berkelanjutan dan menaikkan target harga kami sesuai dengan itu," kata Kepala Strategi Komoditas Global di J.P. Morgan, Natasha Kaneva, dalam keterangannya, dikutip Selasa (5/8/2025).

Adapun logam mulia ini melampaui beberapa rekor tertinggi pada tahun 2024 dan menembus batas US$2.900/troy oz untuk pertama kalinya pada bulan Februari tahun ini. Itu terjadi seiring investor menghadapi volatilitas pasar menyusul kebijakan tarif AS dan meningkatnya risiko geopolitik.

Harga mencapai puncaknya di US$3.500/oz pada bulan April, di tengah kebijakan perdagangan AS yang tidak dapat diprediksi.

Secara tradisional, melemahnya dolar AS dan suku bunga AS yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan. Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik juga cenderung menjadi pendorong positif bagi emas, karena statusnya sebagai safe haven dan kemampuannya untuk tetap menjadi pelindung nilai yang andal.

Emas memiliki korelasi yang rendah dengan kelas aset lainnya, sehingga dapat bertindak sebagai asuransi selama pasar jatuh dan masa-masa tekanan geopolitik.

Namun, mengingat beragamnya dan likuidnya pendorong permintaan emas saat ini, logam mulia ini belakangan ini berfungsi baik sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai tukar atau bentuk perlindungan terhadap hilangnya daya beli mata uang akibat inflasi atau penurunan nilai tukar. Selain itu, emas memiliki peran yang lebih tradisional sebagai pesaing non-imbal hasil bagi obligasi pemerintah AS dan reksa dana pasar uang.

"Kami masih berpendapat risiko cenderung lebih tinggi dari perkiraan kami jika permintaan terus melampaui ekspektasi kami. Bagi investor, kami berpendapat emas tetap menjadi salah satu lindung nilai paling optimal untuk kombinasi unik stagflasi, resesi, penurunan nilai tukar, dan risiko kebijakan AS yang dihadapi pasar pada tahun 2025 dan 2026," kata Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di J.P. Morgan, Gregory Shearer.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Emas Pecah Rekor Lagi! Sentuh USD 2.987,75 per Troy Ons

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular