IHSG Dibuka Naik 0,51% Balik Lagi ke Level 7.500

fsd, CNBC Indonesia
05 August 2025 09:04
Sejumlah pengunjung di dalam ruangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Sejumlah pengunjung di dalam ruangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,51% atau menguat 38 poin ke level 7.502,69 pagi ini, Selasa (5/8/2025). Selang beberapa menit setelah pembukaan, penguatan IHSG bertambah besar.

Sebanyak 211 saham naik, 45 turun, dan 296 tidak bergerak pagi ini. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 305 miliar yang melibatkan 357 juta saham dalam 30.593 kali transaksi.

Pasar saham Asia-Pasifik bergerak menguat pada awal pekan ini, setelah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana untuk secara signifikan menaikkan tarif atas ekspor India ke AS.

Trump menyampaikan alasan kebijakan tersebut melalui Truth Social. Ia menyebut India membeli minyak Rusia dalam jumlah besar dan menjualnya kembali di pasar global untuk meraup keuntungan.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,54%, sementara Topix turut menguat 0,45%. Di Korea Selatan, Kospi melonjak 1,77% dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 1,83%.

Sementara itu, indeks acuan Australia S&P/ASX 200 tercatat naik sebesar 0,84%. Sentimen investor turut terdorong oleh laporan ketenagakerjaan AS yang lemah untuk bulan Juli, yang dinilai mempersempit risiko antara aset pasar maju dan negara berkembang.

Derrick Irwin, Senior Portfolio Manager di Allspring Global Investments, mengatakan bahwa perlambatan ekonomi AS tidak hanya terjadi dibandingkan negara berkembang, tetapi juga terlihat secara struktural. Ia menambahkan, "Kita kemungkinan akan melihat pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang tidak mendukung kekuatan dolar AS."

Irwin menilai dampak ekonomi dari kebijakan tarif terhadap pasar negara berkembang sebenarnya lebih terbatas dari yang dibayangkan, karena sebagian besar impor AS masih dikecualikan dari aturan tarif baru. Menurutnya, ada banyak faktor lain yang membuat pasar negara berkembang menarik bagi investor.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih volatile pada hari ini. Sejumlah sentimen baik dari dalam atau luar negeri akan menggerakkan pasar hari ini. Di antaranya adalah pengumuman data ekonomi kuartal II-2025, negosiasi dagang serta keluarnya PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) akan keluar dari papan pemantauan khusus.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Anjlok, Asing Kompak Lego Rp 2 Triliun Lebih Saham Big Banks

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular