
Warga RI Susah Beli Mobil, Laba Adira Finance (ADMF) Anjlok 21%

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) mencatatkan kontraksi laba 21,37% pada semester 1-2025.
Merujuk pada laporan keuangan terbaru dikutip dari keterbukaan informasi BEI, laba yang diatribusikan ke entitas induk emiten ini per Juni 2025 tercatat sebesar Rp601,65 miliar. Sementara di tahun 2024, perseroan membukukan laba sebesar Rp765,19 miliar.
Dari sisi top line, perusahaan ini membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,71 triliun. Capaian ini melemah 5,75% dari tahun lalu sebesar Rp 5,00 triliun.
ADMF mencatat total piutang pembiayaan sebesar Rp 27,02 triliun per Juni 2025. Angka ini menurun 6,69% year on year (yoy), didorong lesunya pembiayaan konsumen dan pembiayaan mudharabah. Meski demikian, bisnis sewa pembiayaan mencatat kenaikan.
Dari segi kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) membaik, dengan penurunan dari 0,73% menjadi 0,26% pada paruh pertama tahun ini.
Kendati turunnya pendapatan, laba ADMF terhimpit total beban sebesar Rp3,95 triliun. Beban pokok ini menandakan efisiensi dengan penurunan sebesar 2,04%.
Dari segi permodalan, per Juni 2025, perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp31,24 triliun. Hal ini turun dari periode 31 Desember 2024 dengan perolehan Rp32,58 triliun.
Adapun liabilitas dan ekuitas ADMF tercatat sebesar masing-masing Rp19,81 triliun dan Rp11,43 triliun.
Industri Lesu
Diketahui, industri multifinance tengah dibayangi oleh perlambatan piutang pembiayaan. Per Mei 2025, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan sebesar Rp 504,58 triliun pada bulan kelima tahun ini atau naik 2,83%.
Pertumbuhan piutang mulitifnance tersebut merupakan yang terendah sejak awal tahun. Padahal pada Mei tahun lalu, piutang multifinance masih dapat tumbuh dua digit atau 10,82%.
Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengaku pembiayaan multifinance di sektor konsumtif tengah tertekan. Pemerintah pun diharap mengeluarkan stimulus yang bisa mendorong daya beli masyarakat.
Dari segmen multiguna, Ketua Umum APPI Suwandi mengatakan, pembiayaannya hampir tidak mengalami pertumbuhan. Kondisi ini seiring dengan penjualan mobil yang lesu hingga semester I-2025.
Suwandi memperkirakan penjualan mobil tahun ini hanya akan mencapai 800.000 unit atau tidak sampai target Gaikindo yang sebesar 900.000 unit.
Oleh karena itu, Suwandi berharap stimulus dari pemerintah dapat mendorong konsumsi masyarakat. Selain itu, industri juga menunggu katalis dari acara otomotif, seperti Gaikindo.
"Kita lebih berharap adalah bagaimana pemerintah nanti ada stimulus-stimulus juga sudah mulai dikeluarkan, inikan baru, mudah-mudahan ini ada pergerakan dari sisi konsumsi dan segalanya. Kalau sekarang ya berat," kata Suwandi kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (11/7/2025).
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Turun 27,8%, Adira Finance (ADMF) Bagi Dividen Rp703 Miliar
