Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 87% Jadi Rp117 M, Kenapa?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
31 July 2025 13:20
Pedagang menata rokok di warung eceran di Warung Dua Saudara Pejaten, Jakarta, Rabu, (26/10). Naiknya tarif cukai rokok dari waktu ke waktu, membuat sejumlah orang memilih alternatif rokok dengan harga murah. Ghofar pemilik warung eceran menjual berbagai macam Merk rokok mengatakan biasanya orang yang beralih rokok itu karena mencari harga yang lebih murah dengan jenis yang sama. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Rokok Murah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten rokok, PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga semester I tahun 2025 sebesar Rp 117,1 miliar. Laba tersebut anjlok 87,3% jika dibandingkan semester I tahun 2024 yang sebesar Rp 925,5 miliar.

Mengutip laporan keuangannya yang disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba tersebut karena pendapatan GGRM hingga Juni 2025 turun 11,4% jadi Rp 44,3 triliun dari perolehan Juni 2024 yang sebesar Rp 50,01 triliun.

Biaya pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 40,5 triliun. Maka laba kotor GGRM hingga Juni 2025 turun menjadi Rp 3,7 triliun dari Juni 2024 yang sebesar Rp 5,06 triliun.

Laba usaha GGRM hingga semester pertama juga anjlok signifikan menjadi Rp 513,7 miliar dari Juni 2024 yang sebesar Rp 1,613 triliun.

Penurunan tersebut karena pendapatan lainnya turun jadi Rp 148,7 miliar, sedangkan penurunan beban usaha hanya 5% jauh lebih kecil dari penurunan pendapatan dan menjadi Rp 3,4 triliun. Sementara itu, beban lainnya malah naik jadi Rp 2,3 miliar, dan perusahaan membukukan rugi kurs Rp 1,7 miliar dari sebelumnya mencatat laba Rp 39,3 miliar.

Total aset GGRM hingga semester I tahun ini juga menyusut jadi Rp 79,8 triliun dari aset akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 84,9 triliun.

Pada perdagangan hari ini saham GGRM turun 3,24% menjadi Rp 8.950 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 17,22 triliun. Sejak awal tahun saham GGRM telah turun 32%, dalam setahun terakhir turun 43%, tiga tahun terakhir terkoreksi 66% dan dalam lima tahun terakhir turun 82%. Sementara itu dari rekor harga tertinggi yang pernah dicatatkan perusahaan di Rp 100.975 per saham pada 4 Maret 2019 silam, saat ini saham GGRM telah jatuh 91,13%.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Q1-2025 Positif, Dirut BTN Optimistis Bisnis Lanjut Nge-Gas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular