
Video: Tunggu Pengumuman Penting The Fed, Begini Nasib Saham & SBN
Jakarta, CNBC Indonesia- Menilik perkembangan data ekonomi Amerika Serikat dengan inflasi masih di atas 2%, pelaku pasar memproyeksi Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed masih akan menahan level ed Funds Rate (FFR) di level 4,25%-4,50% pada Federal Open Market Committee (FOMC) meeting 29-30 Juli 2025.
Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar menyebutkan posisi inflasi AS dan tingkat pengangguran yang belum mencapai target The Fed membuat potensi suku bunga acuan akan diturunkan cukup terbatas. Selain itu dampak implementasi tarif impor AS yang baru akan diterapkan pada 1 Agustus 2025 baru akan terasa di September sehingga Bank Sentral masih akan memperhitungkan kondisi ini.
Pasar masih mengharapkan The Fed bisa memangkas FFR sebanyak 2 kali hingga akhir tahun 2025 meski masih akan dipengaruhi kondisi inflasi sehingga bisa saja suku bunga dipangkas 1 kali.
Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan bisa mendorong minat investasi ke Surat Berharga Negara (SBN) seiring dengan turunnya penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Di sisi lain investor asing masih belum masuk Kembali ke pasar saham yang saat ini masih ditopang oleh investor domestik baik ritel maupun institusi.
Seperti apa pelaku pasar melihat arah kebijakan The Fed dan BI? bagaimana dampaknya ke minat investasi di pasar keuangan RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 30/07/2025)
-
1.
-
2.
-
3.