CEO Danantara Ultimatum Bos BUMN yang Percantik Laporan Keuangan

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
29 July 2025 15:32
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menyampaikan paparan dalam acara International Conference on Infrastructure/ICI 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mewanti-wanti kepada para bos BUMN untuk tidak lagi melakukan financial engineering atau mempercantik laporan keuangan hanya untuk menunjukkan kemampuan mengakumulasi profitabilitas secara angka semata.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM itu, akumulasi profitabilitas yang didasari pada angka semata namun tidak dalam bentuk kualitas yang berkelanjutan tidak akan membuat kinerja BUMN menjadi semakin ke depannya.

"Jadi CEO itu tidak semata-mata hanya cari profitabilitas yang tinggi. Tapi, kita tekankan carilah profitabilitas yang berkualitas. Yang mencerminkan benar-benar dari performance yang ada," kata Rosan di Gedung Kementerian Investasi atau BKPM, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Oleh sebab itu, ia menekankan, di bawah kepemimpinannya di Danantara sebagai super holding BUMN tak akan ada toleransi bagi para direksi BUMN yang kedapatan melakukan window dressing atau mempercantik laporan keuangan.

"Kita enggak ada toleransi lagi tuh untuk yang macam-macam yang aneh-aneh. Ibaratnya buku dipercantik segala macam, enggak ada. Berikan sesuai dengan operasi yang ada dan apa adanya. Jadi, karena kalau intinya hanya ingin cari profitabilitas yang tinggi saja, tetapi hasil dari, mohon maaf, dari financial engineering yang macam-macam, kita pahamlah mengenai itu," tegas Rosan.

Ia mengatakan, saat ini tak lagi eranya para investor atau pemegang saham terkesima dengan cara-cara direksi BUMN melakukan financial engineering.

"Jadi, sekarang era itu sudah tidak boleh lagi. Jadi benar-benar dari performance yang baik, yang benar, dan yang dari hasil operasional perusahaan tersebut," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Rosan juga meminta para direksi BUMN untuk tidak merancang rencana kerja selama 5 tahunan belaka, atau selama periode jabatannya. Ia meminta arah kerja BUMN ke depan harus didesain dalam jangka waktu panjang untuk menjaga keberlanjutan usahanya.

"Semuanya ini pemikirannya hanya 2 tahun, 3 tahun, atau 4-5 tahun gitu. Enggak lagi, musti pemikirannya jangka panjang juga. Jangan terpacu karena kami di manajemen kan biasanya hanya 5 tahun gitu kan. Tapi musti pemikiran jangka panjang," papar Rosan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Q1-2025 Positif, Dirut BTN Optimistis Bisnis Lanjut Nge-Gas!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular