Bos OJK Ungkap Kinerja Bank RI Baik-Baik Saja, Ini Buktinya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
28 July 2025 19:25
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar memberi pemaparan pada konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK II,  Jakarta, 24/4. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan)
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar memberi pemaparan pada konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK II, Jakarta, 24/4. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal bagaimana kinerja perbankan Indonesia di tengah tantangan ekonomi yang melanda dunia belakangan ini. Menurutnya, dari kaca mata kinerja kredit hingga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih tidak jauh dari target yang ditetakan.

"Melihat dari apa yang kami sampaikan tadi dari kaca mata kinerja kredit maupun pertumbuhan DPK bahwa masing-masing mencapai tingkat yg tidak jauh berbeda dari target yang ditetapkan sepanjang 2025 ini," ujar Mahendra Siregar, Ketua DK OJK, dalam konferensi pers KSSK, Senin (28/7/2025).

Masih menurut Mahendra, dengan adanya perkembangan positif seperti kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), maka membuka ruang yang lebih besar bagi lembaga jasa keuangan untuk memberikan intermediasi lebih baik.

"Dalam kaitan itu dapat kami sampaikan dalam diskusi yang pendalaman mengenai kinerja keseluruhan masing-masing bank sampai saat ini tak ada bank yang mengajukan revisi dari bisnis plan untuk keseluruhan 2025. Tak ada rencana mengubah target yg ditetapkan dalam kaitan itu target 2025 kami sampaikan sejak awal tahun pertumbuhan kredit 9-11%," lanjut Mahendra.

Sebelumnya, pertumbuhan tabungan masyarakat di industri perbankan nasional diperkirakan akan seret. Hal itu diungkapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam laporan Indikator Pasar Keuangan Juni 2025.

Perkiraan tersebut berkaitan dengan pergerakan suku bunga simpanan rupiah yang berpotensi turun, sebagai respons dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menurunkan suku bunga acuan dan adanya penurunan dari Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) LPS.

Sementara itu, masih terbukanya ruang penurunan suku bunga kebijakan dari bank sentral utama global akan menentukan besaran penurunan suku bunga simpanan valas.

LPS menjelaskan perkiraan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih melambat terjadi seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih lambat. Keadaan tersebut, bersama dengan kompetisi bank mempertahankan market share dan deposan, berpotensi mempengaruhi tingkat suku bunga simpanan individual di bank.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Bank RI Tutup ATM, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular