
Analisis Penyebab IHSG Melesat dan Balik ke Level 7.500

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (24/7/2025). IHSG lompat 1,11% pada 30 menit pertama perdagangan atau menguat 83 poin ke 7.552,20.
Penguatan ini memperpanjang reli indeks saham acuan RI tersebut dan sempat menguat 11 hari beruntun, sebelum akhirnya putus pada perdagangan Selasa (22/7/2025) dan kembali naik signifikan pada perdagangan kemarin, Rabu (23/7/2025).
Sebanyak 272 saham naik, 207 turun, dan 185 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 3,26 triliun yang melibatkan 4,44 miliar saham dalam 332.804 kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan dibuka menguat, dengan sektor finansial memimpin dengan kenaikan lebih dari 2%. Adapun sektor energi dan kesehatan tercatat mengalami koreksi tipis.
Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh bangkitnya saham-saham perbankan dan blue chip lainnya secara luas. Emiten yang menjadi penggerak utama IHSG beberapa hari ini, seperti DCI Indonesia (DCII) dan Chandra Daya Investasi (CDIA) perdagangan sahamnya ditangguhkan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham Sinar Mas Multiartha (SMMA) hari ini melesat 19,97% atau menyentuh batas auto rejection atas (ARA) ke Rp 18.925 per saham. SMMA menjadi penggerak utama IHSG dengan sumbangsih 25,12 indeks poin.
Lalu ada Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menguat 2,63% ke Rp 3.900 per saham dan berkontribusi atas kenaikan 18 indeks poin. Bank Mandiri (BMRI) hari ini menguat 2% lebih ke Rp 4.780 per saham mengumbang penguatan 9 indeks poin.
Kemudian ada juga saham Bank Central Asia (BBCA), Astra International (ASII) dan Barito Pacific (BRPT) yang ikut menjadi penggerak IHSG hari ini.
Saham-saham perbankan lainnya juga ikut menguat signifikan hari ini, Bank Negara Indonesia (BBNI) menguat 2,44% ke Rp 4.200 per saham, Bank Tabungan Negara (BBTN) naik 2,52% ke Rp 1.220 dan Bank Syariah Indonesia (BRIS) lompat 5,86% ke Rp 2.890 per saham.
Adapun Pasar saham Asia-Pasifik hari ini dibuka menguat karena perkembangan perdagangan terbaru antara AS dan Jepang, serta tanda-tanda positif untuk kesepakatan dengan Uni Eropa, memacu optimisme investor.
Indeks Topix Jepang naik 1,2% dan mencapai rekor tertinggi pada awal sesi perdagangan Asia, menurut data LSEG. Indeks acuan Nikkei 225 juga naik 1,09%, melanjutkan penguatan dari hari Rabu setelah pengumuman kesepakatan perdagangan Jepang dengan AS.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,17% pada pembukaan, dan Indeks Kosdaq menguat 0,64%. Lalu ada Indeks S&P/ASX 200 Australia yang juga naik 0,15%.
Sementara itu, indeks utama Wall Street mengakhiri sesi perdagangan dengan kenaikan pada hari Rabu, dengan S&P 500 mencatatkan rekor penutupan tertinggi untuk ketiga kalinya secara berturut-turut minggu ini. S&P 500 naik 0,78% dan ditutup pada level 6.358,91.
Selain itu, indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average naik 507,85 poin atau menguat 1,14%. Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi juga melonjak 0,61% dan ditutup pada level 21.020,02, penutupan pertamanya di atas level 21.000.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (24/7/2025) pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen yang bisa mempengaruhi arah IHSG hingga Rupiah.
Dari dalam negeri, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Asian Development Bank (ADB) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) mengarah pada pandangan yang berbeda, sementara dari luar negeri, kebijakan tarif dagang terbaru Presiden AS Donald Trump dengan Jepang dan Filipina.
Di sisi teknikal, IHSG juga mulai mendekati resistance kuat sementara euforia saham IPO mulai meredup seiring disuspennya dua emiten anyar, CDIA dan COIN. Ada peluang IHSG menembus breakout dengan melewati level resistance (atas) atau support (bawah) yang sebelumnya sulit dilewati.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi
