Harga Naik 700%, BEI Gembok Lagi Perdagangan Saham CDIA

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
23 July 2025 08:53
Chandra Daya Investasi. (Dok. Istimewa)
Foto: Chandra Daya Investasi. (Dok. Istimewa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (Suspensi) kepada emiten Konglomerat Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) karena telah terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Ini merupakan suspensi yang kedua kalinya untuk CDIA, sebelumnya saham ini sempat disuspensi bursa pada perdagangan 17 Juli dan dibuka kembali pada perdagangan sehari setelahnya.

Saham CDIA milik Prajogo tercatat selalu menyentuh batas auto rejection atas (ARA) sejak hari pertama melantai di bursa. Secara kumulatif, emiten yang baru bulan ini IPO tersebut harganya telah terbang nyaris 700% atau tepatnya 697,37% menjadi Rp 1.515 per saham dari semula IPO di harga Rp 190 per saham. Adapun kapitalisasi pasar CDIA sendiri telah tembus Rp 189,12 triliun dan masuk dalam jajaran emiten paling berharga di Bursa.

BEI mengungkapkan langkah suspensi saham CDIA tersebut dilakukan untuk melindungi para investor, khususnya bagi pemegang saham CDIA. Suspensi dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I tanggal 23 Juli 2025 sampai dengan Pengumuman Bursa lebih lanjut.

"Sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)," tulis manajemen BEI melalui keterbukaan informasi, Rabu (23/7).

Bursa mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.

Seperti diketahui, saham yang baru IPO ini, masih menjadi leading indeks dengan kontribusi 9,12 poin. Satu yang menjadi catatan, saham CDIA sudah sembilan hari ditutup Auto Reject Atas (ARA), mengakumulasi penguatan lebih dari 500%.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Meroket 440%, BEI Pantau Ketat Perdagangan Saham PACK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular