
Harga Bitcoin Tembus Rekor, Trader Ini Justru Rugi Rp 5,4 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia — Seorang trader kripto dengan akun Twitter/X bernama @qwatio rugi besar saat Bitcoin sentuh rekor harga tertinggi. Posisi short miliknya senilai US$ 334 juta atau Rp5,4 triliun (kurs Rp16.200) dilikuidasi total hanya dalam waktu tiga jam.
Mengutip data Lookonchain, Rabu (16/7/2025), posisi yang dilikuidasi mencakup 1.743 Bitcoin (BTC) senilai US$211 juta, 33.743 Ethereum (ETH) senilai US$102,3 juta, dan 15 juta token FARTCOIN senilai US$20,6 juta.
Ini bukan kali pertama @qwatio mengalami nasib buruk. Beberapa hari sebelumnya, ia juga dilikuidasi atas 458 BTC (US$55 juta), 12.147 ETH (US$36,5 juta), dan 5,4 juta FARTCOIN (US$7,3 juta). Total kerugian dompetnya kini mencapai US$25,8 juta atau lebih dari Rp418 miliar.
Adapun @qwatio diketahui kembali masuk ke pasar pekan ini dengan modal US$10 juta dalam bentuk stablecoin USDC, setelah sebelumnya kehilangan lebih dari US$16 juta. Ia menggunakan leverage hingga 40x untuk membuka posisi short terhadap 1.273 BTC (sekitar US$150 juta) dan 25x untuk 33.743 ETH (US$99,8 juta).
Sayangnya, pasar berbalik arah. Lonjakan harga Bitcoin dan Ethereum membuat posisi short miliknya tidak mampu bertahan. Dalam dunia kripto yang sangat volatil, strategi dengan leverage ekstrem seperti ini memang bisa berujung kehancuran hanya dalam hitungan jam.
Dompet milik @qwatio (alamat: 0x916E) kini menjadi perhatian publik sebagai contoh nyata kegagalan strategi overleveraging. Meski terus mengalami kerugian, ia tetap kembali masuk ke pasar.
Sementara itu, sentimen pasar secara umum masih positif. Harga Bitcoin dan Ethereum terus menguat, didorong oleh arus masuk dana institusional dan meningkatnya volume perdagangan. Likuidasi besar-besaran seperti ini bahkan sering menjadi pemicu lonjakan harga lebih lanjut karena posisi short ditutup secara paksa.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Rugi Miliaran, Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong
