
Video: Dolar AS Perkasa, Importir Buah Transaksi Pakai Mata Uang Lokal
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Utama PT Segara Kumala Indonesia, Renny Lauren mengungkapkan sejumlah tantangan bisnis BUAH menghadapi gejolak ekonomi dan geopolitik global.
BUAH sebagai perusahaan yang fokus pada perdagangan besar buah-buahan dan mengandalkan 90% pasokan buah dari China, Australia dan Thailand, maka kondisi gangguan rantai pasok hingga volatilitas nilai tukar Rupiah cukup berdampak pada biaya operasional perusahaan.
Mengantisipasi ketidakpastian nilai tukar Rupiah, BUAH mendorong sistem pembayaran Local Currency Settlement (LCS). Di sisi lain, BUAH juga mengantisipasi dampak kenaikan tarif impor Amerika Serikat karena akan mempengaruhi sistem distribusi buah hingga mengerek biaya pembelian.
Pada tahun 2025 ini, BUAH juga berencana menambah kantor cabang dan infrastruktur logistic ke Indonesia Timur seperti Ternate dan Jayapura. Lalu seperti apa strategi BUAH menghadapi tantangan bisnis buah impor di era perang dagang dan tekanan nilai tukar?
Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Direktur Utama PT Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH), Renny Lauren dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 17/06/2025)
-
1.
-
2.
-
3.