
KTT G-20
Suku Bunga, KTT G20, dan Peluang Emas Kembali ke US$1.900
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 June 2019 07:41

Jika melihat grafik harga emas, maka hal terbaik yang digunakan untuk membandingkan adalah indeks dolar. Dua aset ini memiliki korelasi negatif, artinya jika indeks dolar melemah maka harga emas akan menguat, begitu juga sebaliknya.
Pada saat The Fed memangkas suku bunga pada periode 2007 – 2008, indeks dolar langsung jeblok ke 70,69 pada bulan Maret 2008, dibandingkan awal 2007 di level 83,46. Pada periode yang sama, harga emas US$ 636,80 ke level US$ 1.030,80.
Maka jika The Fed benar akan memangkas suku bunga, harga emas berpeluang melanjutkan penguatan, mengulang sejarah 12 tahun lalu.
Jika membandingkan grafik harga emas dengan indeks dolar, akan terlihat hal yang menarik.
Grafik harga emas (garis oranye) dan grafik indeks dolar (garis ungu) berpotongan dan kemudian melebar pada periode 2007 – 2008 (lingkaran merah besar). Hal yang sama terjadi pada tahun 2016 (lingkaran merah kecil) tetapi dengan skala yang lebih kecil.
Kemunculan pola tersebut mengawali melebarnya kedua grafik tersebut, yang berarti emas terus naik dan indeks dolar terus menurun. Jadi, jika mengikuti pola tersebut ada kemungkinan harga emas akan terus bergerak naik, syaratnya tentu The Fed harus menurunkan suku bunga dengan agresif.
Melihat lebih ke belakang, pola yang mirip seperti ini juga muncul pada tahun 1978, saat itu harga emas naik ke rekor tertinggi US$ 835 pada Januari 1980. Namun, ada perbedaan antara pola di tahun 2007–2008 dan 1978 dengan 2016.
Pada 2007-2008 dan 1978, harga emas terus menembus rekor tertinggi (break high), sehingga secara historis dan psikologis belum ada level yang bisa dijadikan acuan menentukan resisten (tahanan atas).
Sementara pada pola saat ini, secara historis kenaikan harga emas akan ada banyak level-level yang menjadi resisten. Garis-garis kuning pada grafik di atas mewakili resisten yang sudah ditembus, dan emas pada hari ini kebetulan sudah melewati resisten US$ 1.433 (level tertinggi Agustus 2013).
Jika pada bulan ini logam mulia mampu mengakhiri perdagangan di atas resisten tersebut, peluang berlanjutnya penguatan akan semakin terbuka.
Menambahkan beberapa indikator, pada grafik di atas harga emas saat ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 bulan (moving average/MA 50), MA 100 dan MA 200. Grafik di atas merupakan grafik bulanan, yang berarti jika di akhir bulan nanti emas mengakhiri perdagangan di atas MA 100 di kisaran US$ 1.351, maka peluang penguatan masih bisa berlanjut.
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD), sudah memasuki area positif yang memberikan setimen bullish (kenaikan) emas. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kenaikan harga emas akan mendapat resisten-resisten sebelum mencapai rekor tertingginya.
Resisten pertama terlihat di kisaran US$ US$ 1,569 yang berarti target pertama penguatan emas menuju area tersebut. Resisten selanjutnya di kisaran US$ 1.800, dan jika berhasil dilewati emas berpotensi mencapai lagi rekornya US$ 1.920 per troi ons.
Level-level yang perlu diperhatikan adalah US$ 1.433 dan US$ 1.351, jika nantinya harga emas terus bertahan di atas level tersebut peluang berlanjutnya kenaikan akan terbuka lebar. Perlu diingat, potensi kenaikan tersebut merupakan jangka panjang, dan ada asumsi-asumsi yang mendasari.
Halaman Selanjutnya >>>
(ags/prm)
Pada saat The Fed memangkas suku bunga pada periode 2007 – 2008, indeks dolar langsung jeblok ke 70,69 pada bulan Maret 2008, dibandingkan awal 2007 di level 83,46. Pada periode yang sama, harga emas US$ 636,80 ke level US$ 1.030,80.
Maka jika The Fed benar akan memangkas suku bunga, harga emas berpeluang melanjutkan penguatan, mengulang sejarah 12 tahun lalu.
![]() Foto: Refinitiv |
Kemunculan pola tersebut mengawali melebarnya kedua grafik tersebut, yang berarti emas terus naik dan indeks dolar terus menurun. Jadi, jika mengikuti pola tersebut ada kemungkinan harga emas akan terus bergerak naik, syaratnya tentu The Fed harus menurunkan suku bunga dengan agresif.
Melihat lebih ke belakang, pola yang mirip seperti ini juga muncul pada tahun 1978, saat itu harga emas naik ke rekor tertinggi US$ 835 pada Januari 1980. Namun, ada perbedaan antara pola di tahun 2007–2008 dan 1978 dengan 2016.
Pada 2007-2008 dan 1978, harga emas terus menembus rekor tertinggi (break high), sehingga secara historis dan psikologis belum ada level yang bisa dijadikan acuan menentukan resisten (tahanan atas).
Sementara pada pola saat ini, secara historis kenaikan harga emas akan ada banyak level-level yang menjadi resisten. Garis-garis kuning pada grafik di atas mewakili resisten yang sudah ditembus, dan emas pada hari ini kebetulan sudah melewati resisten US$ 1.433 (level tertinggi Agustus 2013).
Jika pada bulan ini logam mulia mampu mengakhiri perdagangan di atas resisten tersebut, peluang berlanjutnya penguatan akan semakin terbuka.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD), sudah memasuki area positif yang memberikan setimen bullish (kenaikan) emas. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kenaikan harga emas akan mendapat resisten-resisten sebelum mencapai rekor tertingginya.
Resisten pertama terlihat di kisaran US$ US$ 1,569 yang berarti target pertama penguatan emas menuju area tersebut. Resisten selanjutnya di kisaran US$ 1.800, dan jika berhasil dilewati emas berpotensi mencapai lagi rekornya US$ 1.920 per troi ons.
Level-level yang perlu diperhatikan adalah US$ 1.433 dan US$ 1.351, jika nantinya harga emas terus bertahan di atas level tersebut peluang berlanjutnya kenaikan akan terbuka lebar. Perlu diingat, potensi kenaikan tersebut merupakan jangka panjang, dan ada asumsi-asumsi yang mendasari.
Halaman Selanjutnya >>>
(ags/prm)
Next Page
G20 Bisa Jadi Awal Langkah Maju Emas
Pages
Most Popular