Kabar Baik: 3.508 Sekolah di Wilayah Bencana Sumatra Sudah Aktif Lagi!

Tim Redaksi,  CNBC Indonesia
30 December 2025 20:45
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 3.508 sekolah yang sempat terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sudah aktif kembali. Sekolah-sekolah ini sudah bisa memulai pembelajaran kembali pada 5 Januari 2026.



Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menjelaskan, total sekolah yang terdampak bencana sebanyak 4.149 unit. Perinciannya sebanyak 2.756 sekolah di Aceh, 950 sekolah di Sumatra Utara, dan 443 sekolah di Sumatra Barat.

"Artinya, 85 persen sekolah sudah bisa diaktifkan kembali," ujar Mu'ti dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Sekolah yang sudah bisa beroperasi antara lain di Aceh sebanyak 2.226 sekolah atau 81 persen; kemudian di Sumatra Barat 380 sekolah atau 86 persen; dan di Sumatera Utara 902 sekolah atau 95 persen.

Menurut dia, masih terdapat 54 sekolah yang belum dapat digunakan karena mengalami kerusakan cukup parah, bahkan sebagian di antaranya rusak total sehingga kegiatan belajar mengajar sementara dilakukan di tenda.

"Kami telah menyiapkan 54 tenda, terdiri dari 14 unit di Aceh, 21 unit di Sumatra Barat, dan 19 di Sumatra Utara," kata Mu'ti.

Selain itu, lanjut dia, sejumlah sekolah masih dalam proses pembersihan, yakni 516 sekolah di Aceh, 42 di Sumatra Barat, dan 29 di Sumatra Utara. Total terdapat 587 sekolah yang masih menjalani tahap pembersihan.

"Proses pembersihan terus kami lakukan karena tingkat kerusakan dan dampak banjir cukup berat, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dibanding sekolah lainnya," ungkapnya.

Mu'ti menambahkan, selama masa pemulihan, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah agar kegiatan belajar mengajar tetap dapat berlangsung pada semester genap yang direncanakan dimulai 5 Januari mendatang.

"Meskipun dengan kondisi yang berbeda-beda, siswa tetap bisa belajar. Mereka tidak diwajibkan memakai seragam atau sepatu, dan kurikulum juga disesuaikan dengan kondisi di lapangan," ujar Mu'ti.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Anak Keracunan Makanan Program MBG, Dokter Komentar Begini


Most Popular
Features