Dokter Hewan Ungkap Cara Ampuh Atasi Kucing BAB Sembarangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Hidup bersama kucing kerap dianggap menyenangkan. Selain menggemaskan, kucing dikenal sebagai hewan yang bersih dan mandiri. Namun, sebagian pemilik kucing menghadapi masalah yang cukup menjengkelkan: kucing tiba-tiba buang air besar di luar kotak pasir.
Perilaku ini bukan sekadar soal "nakal" atau kebiasaan buruk. Menurut dokter hewan, kebiasaan buang kotoran di lantai bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan, stres, atau ketidaknyamanan lingkungan yang dialami kucing.
Dr. Hannah Godfrey BVetMed MRCVS, dokter hewan lulusan Royal Veterinary College, Inggris, menjelaskan bahwa perubahan kebiasaan buang air pada kucing hampir selalu memiliki penyebab yang jelas, baik secara medis maupun perilaku.
Penyebab Kucing Buang Air Besar di Luar Kotak Pasir
Dr. Hannah Godfrey BVetMed MRCVS, dokter hewan lulusan Royal Veterinary College, Inggris, menjelaskan bahwa perubahan kebiasaan buang air pada kucing hampir selalu memiliki penyebab yang jelas, baik secara medis maupun perilaku. Berikut sejumlah faktor yang paling umum, dikutip dari cats.com
1. Masalah Kesehatan
Perubahan pola buang air sering kali menjadi tanda awal gangguan kesehatan. Sembelit dapat membuat kucing kesakitan saat buang air, sementara diare bisa menimbulkan rasa ingin buang air mendadak sehingga kucing tidak sempat mencapai kotak pasir.
Pemilik perlu waspada jika masalah ini disertai gejala lain seperti:
-
Penurunan berat badan
-
Perubahan nafsu makan atau minum
-
Kucing terlihat kaku atau sulit bergerak
Pada kucing lanjut usia, nyeri sendi akibat arthritis atau penurunan fungsi kognitif juga kerap menjadi penyebab tersembunyi.
2. Stres dan Perubahan Lingkungan
Kucing dikenal sangat sensitif terhadap perubahan. Kedatangan tamu, suara bising, renovasi rumah, kehadiran bayi, hingga perubahan kecil seperti memindahkan furnitur bisa memicu stres.
Stres tidak hanya berdampak pada kondisi emosional kucing, tetapi juga dapat memicu perilaku buang air sembarangan, gangguan saluran kemih, hingga menjilati tubuh secara berlebihan.
3. Konflik dengan Kucing Lain
Pada rumah dengan lebih dari satu kucing, konflik tersembunyi sering luput dari perhatian. Tidak semua pertengkaran kucing ditandai dengan suara mendesis atau perkelahian fisik.
Menurut Dr. Godfrey, tanda perundungan pada kucing bisa sangat halus, seperti:
-
Kucing enggan melewati kucing lain
-
Tatapan diam yang tegang
-
Salah satu kucing terlihat selalu menghindar
Dalam kondisi tertekan, kucing bisa merasa tidak aman menuju kotak pasir dan memilih buang air di tempat lain.
4. Kotak Pasir Terlalu Kotor
Kucing menyukai kebersihan. Kotak pasir yang jarang dibersihkan atau berbau menyengat dapat membuat kucing menolak menggunakannya.
Jika kotoran tidak dibersihkan secara rutin, kucing bisa "memprotes" dengan buang air di lantai.
5. Kotak Bau Menyengat
Ironisnya, kotak yang dibersihkan menggunakan cairan beraroma tajam juga bisa ditolak kucing. Indra penciuman kucing sangat sensitif, sehingga bau bahan kimia yang kuat dapat terasa mengganggu.
6. Tidak Cocok dengan Jenis Pasir
Setiap kucing memiliki preferensi berbeda terhadap jenis pasir, baik dari segi tekstur maupun aroma. Ada yang menyukai pasir menggumpal, ada pula yang lebih nyaman dengan pasir kayu atau non-clumping. Ketidaksesuaian ini bisa membuat kucing mencari "alternatif" lain di rumah.
7. Tidak Suka Model Kotak Kotoran
Selain pasir, desain kotak juga berpengaruh. Sebagian kucing menyukai kotak tertutup demi privasi, sementara yang lain justru merasa terkurung dan enggan menggunakannya.
8. Jumlah Kotak Tidak Memadai
Aturan umum yang disarankan dokter hewan adalah:
Jumlah Kotak = jumlah kucing + 1
Kekurangan kotak dapat memicu konflik, stres, dan perilaku buang air sembarangan.
9. Lokasi Kotak Tidak Tepat
Kotak pasir yang diletakkan di area ramai, dekat mesin cuci, atau area dengan lalu lintas tinggi sering kali dihindari kucing. Mereka membutuhkan tempat yang tenang, aman, dan minim gangguan.
Cara Menghentikan Kebiasaan Buang Air Sembarangan pada Kucing
Setelah memahami penyebabnya, berikut langkah-langkah yang disarankan dokter hewan:
Hilangkan Bau Bekas Kotoran
Gunakan pembersih enzimatik untuk menghilangkan aroma sepenuhnya. Bau yang tertinggal bisa membuat kucing kembali ke lokasi yang sama.
Identifikasi dan Kurangi Sumber Stres
Perhatikan perubahan terbaru di rumah, sekecil apa pun. Upayakan menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan aman bagi kucing.
Jaga Kebersihan Kotak
-
Bersihkan kotoran setiap hari
-
Ganti pasir secara berkala
-
Cuci wadah litter box dengan pembersih lembut
Hindari Produk Beraroma Tajam
Gunakan cairan pembersih tanpa pewangi atau dengan aroma sangat ringan.
Pilih Lokasi yang Tepat
Letakkan litter box di area yang tenang, privat, dan mudah diakses.
Gunakan Produk Penenang
Produk berbasis feromon seperti diffuser atau spray penenang dapat membantu mengurangi stres. Konsultasikan penggunaannya dengan dokter hewan.
Konsultasi ke Dokter Hewan
Jika semua upaya tidak berhasil, pemeriksaan medis menjadi langkah penting untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit atau gangguan perilaku yang lebih kompleks.
(dag/dag)[Gambas:Video CNBC]