
Banyak Anak Keracunan Makanan Program MBG, Dokter Komentar Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memicu masalah bagi para siswa di berbagai wilayah Indonesia. Banyak siswa keracunan dan mengalami gejala pusing hingga sakit perut setelah menyantap MBG.
Praktisi Kesehatan Masyarakat Dokter Ngabila Salama menyoroti kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan bergizi gratis di sejumlah wilayah yang memicu ratusan anak jatuh sakit. Menurutnya, dua kasus orang dengan gejala keracunan makanan di suatu tempat sudah harus dikatakan kejadian luar biasa.
Melihat kasus ini, ia pun menyarankan agar semua provider MBG wajib memiliki sertifikat layak higienitasnya dari Dinas Kesehatan setempat melalui puskesmas. Ini untuk mencegah kasus keracunan pada anak terulang lagi.
"Semua provider MBG wajib memiliki sertifikat layak hygiene dari Dinas Kesehatan setempat melalui puskesmas setempat. Dengan demikian dapat dipastikan bahan olahan semua sehat, bersih, sesuai standar juga cara dan lama penyimpanan bahan baku, suhu penyimpanan, cara pengolahan dari mulai mencuci memotong memasak, cara pengemasan, distribusi dan menghidangkan, kebersihan alat makan yang dipakai," kata dr. Ngabila kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/9/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa makanan juga harus habis dimakan oleh siswa di sekolah, tidak boleh di bawa pulang karena akan terkontaminasi liur dan lebih lama waktu memakannya dr proses masak.
"Jadi kalau bisa masaknya jangan terlalu lama ada yang bilang masak sudah dari jam 21.00 atau 23.00. Sebisa mungkin masakan dekat dr waktu penyajian maksimal 3 jam, dan dipastikan hangat dan kondisi fresh," paparnya.
Sementara itu, sebelum dikonsumsi ajarkan guru dan anak bisa mengenali bau yang tidak biasa. Jika ada indikasi basi dari mulai bau, warna, rasa, dan lain-lain jangan konsumsi. Berikan info ke provider untuk evaluasi hindari untuk dibawa pulang anak. Jika memang ada kasus keracunan sisa makanan harus disimpan dan sampel diperiksa.
"Akan lebih baik jika provider selalu menyimpan sampel masakan per harinya sehingga jika seburuknya terjadi keracunan makanan maka masih ada sampel masakan untuk diperiksa di lab, apa sebenarnya patogen/zat penyebab keracunan makanan," ungkapnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 9 Cara Cepat Mengatasi Keracunan Makanan