Koala Australia Diserang Wabah Klamidia, Pemerintah Siapkan Vaksin

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
10 September 2025 16:15
Ilustrasi Koala. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Koala. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Australia telah menyetujui vaksin pertama kalinya untuk menyelamatkan koala dari wabah klamidia, sebuah jenis penyakit menular seksual.

Klamidia merupakan infeksi menular seksual yang juga ditemukan pada manusia. Infeksi ini menyebabkan hingga setengah dari seluruh kematian koala di alam liar. Klamidia juga dapat menyebabkan kemandulan dan kebutaan.

"Beberapa koloni koala semakin mendekati kepunahan lokal setiap harinya," ujar Peter Timms, profesor mikrobiologi di University of the Sunshine Coast, dalam sebuah pernyataan pada Rabu, dikutip dari Reuters.

Para ahli yakin vaksin dapat menghentikan penyebaran penyakit mematikan yang telah menghancurkan populasi hewan terancam punah ini. Vaksin dosis tunggal kini siap digunakan secara nasional di rumah sakit satwa liar, klinik, dan di lapangan.

Timms mencatat bahwa pada beberapa populasi koala di tenggara negara bagian Queensland dan di negara bagian New South Wales, tingkat infeksi seringkali mencapai sekitar 50% dan terkadang 70%.

Vaksin yang dikembangkan oleh Timms dan rekannya dapat mengurangi kemungkinan koala mengembangkan gejala klamidia selama usia kawin dan menurunkan angka kematian koala liar setidaknya 65%.

"Vaksin menawarkan tiga tingkat perlindungan - mengurangi infeksi, mencegah perkembangan penyakit klinis, dan, dalam beberapa kasus, membalikkan gejala yang ada," ujarnya.

Pemerintah Australia telah berkomitmen sebesar U$50 juta (Rp 822 miliar) untuk menyelamatkan koala.

Koala terdaftar sebagai hewan terancam punah pada 2022 di Queensland, New South Wales, dan Wilayah Ibu Kota Australia. Program pemantauan koala nasional Australia memperkirakan bahwa ada sekitar 95.000 hingga 238.000 koala masih tersisa di wilayah tersebut.

Diperkirakan terdapat 129.000 hingga 286.000 koala lainnya yang hidup di negara bagian Victoria dan Australia Selatan.

Jumlah koala telah berkurang setengahnya dalam dua dekade terakhir akibat penyakit menular, hilangnya habitat, perubahan iklim, dan kebakaran hutan, menurut World Wide Fund for Nature.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Australia Keluarkan Travel Warning untuk Warga yang ke Bali, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular