
7 Efek Samping Makan Pisang Berlebihan, Termasuk Gangguan Pencernaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pisang merupakan salah satu buah terpopuler di dunia. Memiliki daging yang lunak membuat buah ini sering dimakan langsung, atau dijadikan smoothies.
Pisang menyediakan vitamin dan mineral penting seperti kalium, vitamin B6, magnesium, dan serat pangan, serta dapat memberikan tambahan energi yang cepat.
Mengonsumsi satu atau dua pisang sehari umumnya aman dan mendukung pola makan seimbang. Namun, mengonsumsi terlalu banyak pisang dapat menimbulkan efek samping dan tidak baik bagi kesehatan.
Berikut adalah potensi efek samping makan pisang berlebihan dilansir Times of India.
1. Gangguan pencernaan
Pisang merupakan sumber serat larut yang baik, yang menyerap air di saluran pencernaan dan membantu mengatur pergerakan usus.
Satu pisang ukuran sedang mengandung sekitar lima gram serat, yang mendukung pencernaan sehat jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Namun, mengonsumsi beberapa pisang setiap hari dapat membebani sistem pencernaan Anda, terutama jika tubuh Anda tidak terbiasa dengan pola makan tinggi serat.
Serat larut yang berlebihan dapat memperlambat pergerakan makanan melalui usus dan berfermentasi di dalam usus, sehingga menghasilkan gas, kembung, atau kram perut. Orang dengan pencernaan sensitif atau masalah gastrointestinal yang sudah ada sebelumnya mungkin lebih cepat merasakan ketidaknyamanan saat mengonsumsi pisang dalam jumlah besar.
2. Hiperkalemia (Kelebihan kalium)
Kalium adalah mineral penting untuk fungsi jantung, saraf, dan otot, dan pisang terkenal kaya akan kalium. Pisang berukuran sedang mengandung sekitar 326 miligram, sementara asupan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa berkisar antara 2.600 hingga 3.400 miligram.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di ScienceDirect, mengonsumsi terlalu banyak pisang atau menggabungkannya dengan makanan kaya kalium lainnya dapat meningkatkan kadar kalium darah secara berlebihan, suatu kondisi yang dikenal sebagai hiperkalemia.
Gejalanya dapat berupa detak jantung tidak teratur, kelemahan otot, mual, muntah, rasa tidak nyaman di dada, atau kesulitan bernapas. Penderita penyakit ginjal, penyakit Addison, atau mereka yang mengonsumsi obat-obatan yang mengurangi kalium sangat rentan terhadap kondisi ini dan harus memantau asupannya dengan cermat.
3. Lonjakan gula darah
Pisang mengandung gula dan karbohidrat alami yang dapat memengaruhi kadar glukosa darah. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di NIH, pisang matang, khususnya, memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, sekitar 60, yang berarti gulanya diserap relatif cepat, yang dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang cepat.
Efek ini lebih terasa pada individu dengan diabetes atau resistensi insulin. Makan beberapa pisang dalam waktu singkat dapat memperburuk lonjakan ini.
Untuk mengurangi risiko ini, campurkan pisang dengan protein atau lemak sehat, seperti selai kacang atau yogurt, dapat membantu memperlambat penyerapan gula dan meminimalkan perubahan mendadak pada kadar glukosa darah.
4. Pemicu migrain
Pisang mengandung tiramin, senyawa alami yang terbentuk saat buah matang. Menurut American Migraine Foundation, tiramin dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah di otak dan dapat memicu migrain pada individu yang sensitif.
Pisang yang terlalu matang memiliki kandungan tiramin tertinggi dan lebih mungkin memicu gejala pada mereka yang memiliki riwayat migrain, terutama jika makanan kaya tiramin lainnya seperti keju tua, kacang-kacangan, yogurt, atau buah jeruk pernah menyebabkan serangan migrain.
Orang yang rentan terhadap migrain sebaiknya memantau asupan pisang mereka dan mempertimbangkan untuk mengonsumsi buah yang kurang matang untuk mengurangi potensi pemicu.
5. Kerusakan gigi
Sering mengemil pisang sepanjang hari dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi. Meskipun pisang bergizi, gula dan pati alaminya dapat menempel pada gigi dan menjadi bahan bakar bagi bakteri, yang menyebabkan pembentukan gigi berlubang.
Tidak seperti gula sederhana yang larut dengan cepat, pati pisang terurai secara lambat, memungkinkan partikel-partikel tersebut bertahan lebih lama di gigi dan memberi bakteri lebih banyak waktu untuk menghasilkan asam yang mengikis enamel. Untuk meminimalkan efek ini, penting untuk menyikat gigi atau berkumur setelah makan pisang, terutama jika dikonsumsi di antara waktu makan.
6. Sindrom Alergi Oral
Beberapa individu, terutama yang alergi terhadap serbuk sari ragweed, mungkin mengalami sindrom alergi oral (OAS) setelah makan pisang. Gejalanya meliputi gatal, kesemutan, atau pembengkakan ringan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.
OAS terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengira protein dalam pisang sebagai protein serupa yang ditemukan dalam alergen seperti serbuk sari ragweed. Orang dengan alergi lateks juga dapat mengalami reaksi silang.
Meskipun OAS biasanya ringan dan terbatas pada mulut, kadang-kadang dapat berkembang menjadi lebih parah.
7. Mengantuk
Pisang mengandung magnesium, yang melemaskan otot, dan triptofan, asam amino yang digunakan tubuh untuk memproduksi serotonin dan melatonin, hormon yang mengatur suasana hati dan tidur. Mengonsumsi beberapa pisang sekaligus dapat memberikan efek sedatif ringan, membuat Anda merasa lelah atau lesu.
Efek ini lebih terasa ketika pisang dikonsumsi dengan makanan tinggi karbohidrat, yang meningkatkan ketersediaan triptofan di otak. Meskipun bersifat sementara bagi kebanyakan orang, sebaiknya hindari mengonsumsi dalam jumlah besar jika Anda perlu segera meningkatkan kewaspadaan setelahnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Jus untuk Diet yang Bisa Bikin Pagimu Menyenangkan