Mengapa Orang Bisa Jadi Egois? Ini Penjelasan Psikolog Klinis

Dany Gibran, CNBC Indonesia
01 September 2025 14:02
Ilustrasi Egois. (Dok. Freepik/Vadym Drobot)
Foto: Ilustrasi Egois. (Dok. Freepik/Vadym Drobot)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena orang yang egois atau terlalu berpusat pada diri sendiri (self-centered) kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung lebih fokus pada diri, kebutuhan, dan pencapaiannya, sehingga kesulitan menunjukkan kepedulian tulus pada orang lain.

Menurut Aimee Daramus, PsyD, seorang psikolog klinis berlisensi, perbedaan penting antara self-care dan sikap egois adalah pada dampaknya terhadap orang lain. Jika self-care sehat dan seimbang, maka egois cenderung membuat seseorang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa peduli orang lain.

Ciri-Ciri Orang yang Egois

1. Mendominasi Percakapan

Dr. Aimee Daramus menjelaskan bahwa orang egois sering kali bicara paling banyak. "Saat berbicara dengan mereka, seolah-olah topik selalu berputar pada kehidupan, pencapaian, dan masalah mereka," ujarnya.

2. Kurang Empati

Orang egois sulit memahami sudut pandang dan perasaan orang lain karena lebih terpusat pada dirinya.

3. Hubungan Terasa Satu Arah

Relasi dengan orang egois terasa timpang. Anda yang berusaha keras menjaga hubungan, sementara mereka jarang memberi timbal balik.

4. Ingin Semua Sesuai Kehendaknya

"Mereka biasanya tidak mau orang lain yang memilih restoran atau film," kata Dr. Daramus, menggambarkan sikap keras kepala orang egois.

5. Menghindari Tanggung Jawab

Orang egois sering menyalahkan orang lain dan enggan mengakui kesalahannya.

6. Haus Perhatian

Jika perhatian teralihkan, mereka berusaha menariknya kembali. "Seorang egois bahkan bisa menenangkan orang lain dengan menceritakan kisah tentang dirinya sendiri," jelas Dr. Daramus.

Bedanya dengan Selfish dan Narsistik

Walau mirip, egois (self-centered), selfish, dan narsistik punya perbedaan:

  • Egois (self-centered): terlalu fokus pada diri, tapi masih bisa peduli pada orang lain.

  • Selfish (egois dalam arti sempit): benar-benar mengabaikan orang lain dan rela merugikan mereka demi kepentingannya.

  • Narsistik: jauh lebih parah. "Seorang narsistik sulit benar-benar peduli pada orang lain, sementara orang egois masih bisa, hanya saja fokusnya tetap pada dirinya," jelas Dr. Daramus.

Mengapa Seseorang Bisa Jadi Egois?

Beberapa faktor penyebab antara lain:

  • Pola Asuh - terbiasa tidak diajarkan untuk mempertimbangkan orang lain (Dr. Daramus).

  • Pengalaman Penolakan - ingin selalu diperhatikan saat dewasa (Yolanda Renteria, LPC).

  • Trauma - belajar hanya mengandalkan diri sendiri.

  • Faktor Sosial dan Budaya - budaya individualistis menumbuhkan rasa berhak.

  • Kesehatan Mental - studi 2020 menghubungkan sifat egois dengan depresi dan neurotisisme.

  • Neurodivergensi - autisme atau kecemasan sosial bisa tampak seperti sikap egois.

  • Sosiopati - pada kasus ekstrem, bisa terkait kepribadian antisosial (Dr. Daramus).

Cara Menghadapi Orang Egois

  • Ungkapkan perasaan Anda - Renteria menilai banyak orang egois tidak sadar perilakunya.

  • Sarankan terapi - membantu mereka mengevaluasi sikapnya.

  • Tegas dan spesifik - Dr. Daramus menyarankan cara diplomatis seperti:
    "Aku baru saja mengalami hari berat, bisa luangkan 15 menit untuk mendengarkan aku?"

  • Atur ekspektasi - kenali keterbatasannya.

  • Buat batasan - misalnya membatasi waktu ngobrol hanya 15 menit.

  • Jaga jarak bila perlu - terutama jika perilakunya melelahkan secara emosional.

Bagaimana Jika Anda yang Terlalu Egois?

Menurut Dr. Daramus, tanda-tandanya antara lain: suka memonopoli percakapan, sulit mendengarkan, hanya berteman dengan orang pasif, hingga merasa sendiri saat butuh bantuan.

Untuk berubah, Anda bisa:

  • Lebih banyak mendengarkan.

  • Ikut kegiatan pilihan orang lain.

  • Melatih empati dengan membayangkan diri di posisi mereka.

  • Menanyakan kebutuhan orang lain, bukan hanya bicara soal diri sendiri.

  • Pertimbangkan terapi bila sulit melakukannya sendiri.

Penelitian menunjukkan, meskipun perilaku egois terasa menyenangkan sesaat, sikap peduli justru membawa kebahagiaan yang lebih tulus dan tahan lama.


(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Katakan 5 Kalimat Ini kepada Wanita Hamil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular