
Survei Terbaru: 70% Karyawan Sudah Jaga-Jaga Jika Kena PHK

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor membuat banyak karyawan waspada.
Di tengah berita utama tentang PHK yang membanjiri media, 70% pekerja sudah mengambil langkah-langkah mempersiapkan diri menghadapi PHK, menurut survei terbaru dari tim MarketWatch Guides.
88% karyawan Gen Z ambil langkah untuk mempersiapkan diri menghadapi PHK
Di antara semua generasi dalam dunia kerja, survei tersebut menemukan bahwa karyawan Gen Z, yang lahir tahun 1997 hingga 2012, merasakan tekanan paling besar. Hampir tiga dari lima pekerja Gen Z (57%) melaporkan kecemasan akan PHK, dan 88% mengambil langkah untuk mempersiapkan diri menghadapi PHK.
Faktanya, satu dari enam pekerja Gen Z (16%) sepenuhnya atau sebagian besar menduga mereka akan di-PHK pada akhir tahun 2024.
Rekan-rekan milenial mereka, yang lahir tahun 1981 hingga 1996, berada di urutan kedua. Sebanyak 42% milenial melaporkan kecemasan akan PHK.
Tujuh dari 10 pekerja (70%) bersiap menghadapi PHK dengan mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan diri. Sekitar 40% pekerja melaporkan bahwa mereka menabung lebih banyak dari pendapatan mereka daripada biasanya jika terjadi PHK.
Hampir sepertiga (32%) mengatakan mereka secara rutin menelusuri daftar pekerjaan yang relevan dan 24% secara aktif melamar pekerjaan baru.
AI, PHK, dan menyusutnya jalur karier untuk Gen Z
Menurut data Goldman Sachs, pengangguran di kalangan pekerja teknologi berusia 20 hingga 30 tahun telah meningkat sekitar 3 poin persentase sejak awal 2025. Lonjakan ini jauh lebih tinggi daripada pekerja yang lebih tua atau profesional yang lebih muda di sektor lain.
Industri teknologi sendiri telah mengalami lebih dari 50.000 PHK tahun ini, dengan Microsoft, Meta, dan Google sebagai kontributor terbesar.
Banyak dari PHK ini terkait dengan AI yang mengambil alih tugas-tugas repetitif atau tingkat pemula yang biasanya diberikan kepada karyawan junior.
Lowongan pekerjaan untuk peran semacam itu juga menurun tajam, dengan lowongan di AS turun 35 persen sejak 2023. Kesenjangan yang semakin besar antara pendidikan dan permintaan perusahaan ini mempersulit Gen Z untuk membangun karier yang stabil.
Hampir separuh pencari kerja Gen Z kini percaya bahwa AI telah mengurangi nilai gelar sarjana mereka. Banyak profesional muda kini beralih ke pelatihan intensif, sertifikasi, dan usaha kewirausahaan untuk mencari relevansi dan bertahan hidup.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Survei Ungkap Jurusan Kuliah Ini Tak Sejalan Realita Dunia Kerja
