Tren Baru! Orang China Nganggur Dibayar Buat Pura-Pura Kerja

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
11 August 2025 21:20
Ilustrasi pekerja
Foto: CoWomen via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - China tengah dilanda tren baru. Anak muda kini dibayar oleh perusahaan untuk berpura-pura bekerja. Tren ini bermunculan di beberapa kota besar seperti Shenzhen, Shanghai, Chengdu, Nanjin, Wuhan dan Kunming.

Dikutip dari News Bytes, para anak muda yang bekerja bohong-bohongan ini digaji sekitar 30-50 yuan per jam dan mendapatkan fasilitas makan siang serta makanan ringan.

Kantor bohong-bohongan yang diciptakan oleh perusahaan-perusahaan yang memperkerjakan anak-anak muda ini bahkan menyiapkan komputer dan ruang meeting.

Salah satu perusahaan tersebut, Pretend To Work, didirikan oleh Feiyu, seorang warga Dongguan berusia 30 tahun. Ide bisnis ini muncul setelah Feiyu mengalami pengangguran selama pandemi COVID-19.

Pretend To Work kini menyewakan stasiun kerja kepada anak muda yang ingin berpura-pura memiliki pekerjaan.

"Yang saya jual bukanlah stasiun kerja, melainkan martabat karena tidak menjadi orang yang tidak berguna," ujarnya.

Kantor tiruan di China ini telah menjadi wadah bagi kaum muda untuk membangun komunitas dan mengerjakan proyek pribadi.

Shui Zhou, mantan pemilik bisnis makanan, bahkan membayar untuk menggunakan fasilitas di Pretend To Work. Ia mengatakan ia merasa lebih bahagia dan lebih disiplin sejak bergabung.

Pengguna lain, Xiaowen Tang, menggunakan waktunya di sana sebagai bukti pengalaman magang di universitasnya sambil menulis novel daring.

Para ahli menimbang tren berpura-pura bekerja merupakan respons terhadap transformasi ekonomi Tiongkok dan ketidaksesuaian pasar kerja, menurut Dr. Christian Yao dari Universitas Victoria Wellington.

Dr. Biao Xiang dari Institut Antropologi Sosial Max Planck Jerman melihatnya sebagai cara bagi kaum muda untuk menciptakan jarak dari masyarakat arus utama. Secara resmi, para pekerja ini diklasifikasikan sebagai "profesional dengan pekerjaan fleksibel".

Lebih lanjut, Feiyu tidak yakin apakah model bisnis "berpura-pura bekerja" akan tetap menguntungkan dalam jangka panjang.

Ia melihatnya lebih sebagai eksperimen sosial daripada bisnis tradisional. Tren ini menyoroti tantangan yang dihadapi kaum muda dewasa dalam menemukan peluang kerja nyata di tengah perubahan ekonomi.

Tren ini juga menunjukkan bagaimana mereka menggunakan kreativitas dan komunitas untuk mengatasi tantangan ini.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Banyak Anak Muda Punya Ferrari, Mau Beli Harus Antre 2 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular