Virus COVID Varian Stratus Melonjak, Waspada Gejala Serak & Demam!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 August 2025 06:00
A student from the Tshwane University of Technology wears a face mask outside his residence in Pretoria, South Africa, Saturday, Nov. 27, 2021. As the world grapples with the emergence of the new variant of COVID-19, scientists in South Africa — where omicron was first identified — are scrambling to combat its spread across the country. (AP Photo/Denis Farrell)
Foto: AP/Denis Farrell

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan varian baru COVID-19 bernama XFG atau Stratus kini menjadi varian paling dominan di Indonesia.

Menurut data Kemenkes, Varian ini terdeteksi pada 75% spesimen yang diperiksa pada Mei 2025, dan naik drastis hingga mencakup 100% kasus pada Juni.

"Total kasus COVID-19 dari M1-M30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus dari total 12.853 spesimen diperiksa (positivity rate 2,26 persen)," tulis laporan Kemenkes RI, dikutip dari Detikcom, Minggu (10/8/2025).

Hingga minggu ke 30, jumlah total kasus COVID sepanjang 2025 terdapat 291 kasus dari sebanyak 12.853 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate kumulatif 2,26 persen. Sedangkan, jumlah kasus yang ada di lokasi sentinel sampai minggu ke-25 mencapai 82 kasus dari sebanyak 2.613 spesimen.

Adapun, positif kumulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.

Laporan ini diberikan berdasarkan hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, seperti influenza dan COVID-19 di 39 puskesmas, 25 rumah sakit, serta 14 Bala Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan gejala infeksi saluran pernapasan, menerapkan protokol; kesehatan dasar, dan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu berat, batuk, atau demam tinggi. Sementara, vaksinasi dianjurkan bagi kelompok rentan.

Varian Stratus merupakan hasil rekombinasi dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, pertama kali terdeteksi pada Januari 2025. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai Variant Under Monitoring (VUM) karena penyebarannya yang cepat di beberapa negara, terutama Asia Tenggara.

Lantas, bagaimana gelaja COVID-19 varian Stratus ini?

Gejalanya serupa dengan gejala COVID sebelumnya. Dikutip dari laman National Health Service UK (NHS), berikut ini gejalanya:

    • Sesak napas
    • Kehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa,
    • Kelelahan, demam atau menggigil
    • Hidung tersumbat atau berair
    • Nyeri otot
    • Batuk terus-menerus
    • Sakit tenggorokan
    • Suara serak atau parau
    • Sakit kepala
    • Diare
    • Hilangnya nafsu makan, dan mual

    Dokter umum di Harley Street, sekaligus pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan, stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkan virus ini menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi.

    Stratus dikatakan tidak tampak lebih berat atau parah jika dibandingkan dengan varian sebelumnya. Tapi, ada gejala yang dinilai cukup khas.

    "Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau," ujarnya. Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang.

    dr Khan menyarankan, jika seseorang mendapat hasil positif, maka sebaiknya tetap di rumah dan menjalani isolasi. Sebab, varian stratus sangat mudah menular.


    (haa/haa)
    [Gambas:Video CNBC]
    Next Article Penyintas Covid Berpotensi Terkena Kanker Paru-Paru? Ini Kata Dokter

    Tags

    Related Articles
    Recommendation
    Most Popular