
Bukti Kuat Makin Banyak Warga RI Malas Punya Anak, Jakarta Terparah

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara di dunia tengah mengalami tren penurunan populasi, atau depopulasi, yang ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Tren ini ternyata sudah sampai Indonesia. Seperti apa kondisinya?
Sebelum melihat data Indonesia, sejumlah negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan sudah lebih dulu mengalami tren ini. Kondisinya bahkan sudah parah, sampai-sampai banyak sekolah tutup karena kekurangan siswa baru.
Korea Selatan saat ini mencatat Total Fertility Rate (TFR) 0,68. Ini artinya rata-rata setiap perempuan Korea Selatan melahirkan 0,68 anak sepanjang hidupnya.
Sementara itu, catatan TFR Indonesia juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 1971, TFR Indonesia masih berada di angka 5,61. Ini artinya, rata-rata setiap perempuan melahirkan sekitar lima hingga enam anak sepanjang hidupnya. Namun, pada 2020, angka ini turun drastis menjadi 2,18.
Provinsi dengan angka kelahiran terendah
Jika melihat TFR, Jakarta mencatat angka 1,75, atau paling rendah dibandingkan provinsi lain. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata seorang perempuan di Jakarta hanya melahirkan kurang dari dua anak sepanjang masa reproduksinya. Angka ini jauh dari batas ideal 2,1 yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan populasi tanpa migrasi.
Tak hanya itu, angka Crude Birth Rate (CBR) atau angka kelahiran kasar di Jakarta juga tergolong rendah, yakni 13,94 kelahiran per 1.000 penduduk. Ini semakin mengonfirmasi bahwa ibu kota mengalami tren penurunan kelahiran yang bisa berdampak pada struktur demografi dalam beberapa dekade ke depan.
Penyebab angka kelahiran terus turun
Adapun faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat kelahiran di Jakarta antara lain perubahan pandangan soal keluarga dan beban biaya hidup yang makin tinggi.
Hidup di kota besar seperti Jakarta berarti menghadapi biaya hidup tinggi. Banyak pasangan menunda memiliki anak atau memilih untuk memiliki lebih sedikit anak karena alasan finansial.
Tingkat pendidikan perempuan di Jakarta lebih tinggi dibandingkan banyak wilayah lain di Indonesia. Hal ini juga berkontribusi pada penundaan usia pernikahan dan keputusan untuk memiliki anak lebih sedikit.
Selain itu Jakarta memiliki akses lebih luas terhadap program keluarga berencana dan alat kontrasepsi, yang memungkinkan pasangan untuk lebih mengontrol jumlah kelahiran.
Indonesia diprediksi akan kehilangan statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade mendatang.
Berdasarkan proyeksi UN World Population Prospects 2024, pada 2050, posisi Indonesia akan digeser oleh Pakistan dan Nigeria. Pergeseran ini tidak berhenti di situ, karena pada akhir abad ke-21, Bangladesh juga diproyeksikan akan melampaui Indonesia, menjatuhkan RI ke peringkat delapan dalam daftar negara dengan populasi terbesar.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat Tanggalnya! G-Dragon Bakal Gelar Konser di Jakarta
