
WHO: Virus Chikungunya Bisa Jadi Wabah Baru, Kenali Gejalanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan seruan terkait wabah penyebaran penyakit chikungunya.
Melansir Reuters, WHO mendesak semua negara untuk bertindak guna mencegah terulangnya epidemi virus chikungunya, yang melanda dunia dua dekade lalu. Wabah baru yang terkait dengan wilayah Samudra Hindia ini menyebar dengan cepat di sejumlah negara.
Diana Rojas Alvarez, seorang petugas medis di WHO, mengatakan bahwa diperkirakan ada 5,6 miliar orang yang tinggal di wilayah atau 119 negara yang berisiko tertular virus chikungunya.
Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Virus ini menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi yang parah (sering disebut flu tulang), sakit kepala, ruam, dan kelelahan. Nyeri sendi bisa berlangsung lama, bahkan hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan bisa menyebabkan kecacatan jangka panjang.
"Kita menyaksikan sejarah terulang kembali," ujarnya, membandingkan dengan epidemi 2004-2005.
Kini, lonjakan kasus terjadi dimulai pada awal 2025. Virus ini telah menyebar ke Madagaskar, Somalia, dan Kenya. Virus chikungunya juga telah menunjukkan penularan epidemi di Asia Tenggara.
Chikungunya disebarkan oleh spesies nyamuk Aedes albopictus atau nyamuk macan yang juga menularkan demam berdarah dan Zika. Nyamuk ini dapat menyebabkan wabah yang cepat dan luas.
Lantaran nyamuk dapat menggigit di siang hari, pencegahan pun menjadi kunci. Diantaranya, melalui penggunaan obat anti nyamuk dan pakaian berlengan panjang.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Jadi Juru Kunci Penanganan Pandemi Global WHO
