
Warga RI Rela Habiskan Rp 150 Triliun Demi Berobat di Luar Negeri

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Indonesia rupanya tak segan-segan untuk mengeluarkan biaya lebih tinggi demi berobat dan mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri, ketimbang di negara sendiri.
Tercatat, warga Indonesia menghabiskan sekitar Rp 150 triliun per tahun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dia menyebut, ada 2 juta masyarakat Indonesia yang lebih memilih pengobatan di luar negeri.
"Dari data-data yang kita dapatkan, dari beberapa tahun terakhir, kita bisa lihat 2 juta masyarakat Indonesia berobat di luar negeri, ini kurang lebih menghabiskan hampir Rp 150 triliun per tahun," kata Erick, saat peresmian KEK Sanur dan Bali International Hospital, di Denpasar, Bali, dikutip Jumat (27/6/2025).
Ia menguraikan, rata-rata penduduk di Indonesia saat ini berada pada rentang usia yang produktif, yakni di usia 30,4 tahun. Ini artinya, pada tahun 2045 hingga 2060, mereka akan memasuki usia senja yang berisiko mengalami kondisi kesehatan tertentu.
Oleh karena itu, Erick menyatakan kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur akan menjadi solusi untuk menyediakan layanan kesehatan yang bakal semakin dibutuhkan masyarakat Indonesia ke depan.
KEK Sanur akan menjadi kompleks pariwisata medis terintegrasi pertama di Indonesia, mencakup rumah sakit, klinik spesialis, pusat riset medis, hotel, serta pusat konvensi.
Keberadaan KEK Sanur Ini ditargetkan akan mengurangi jumlah warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Selain ditargetkan menjadi magnet bagi wisatawan medis dalam negeri maupun mancanegara, KEK Sanur juga akan menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain Murah, Ini Alasan Banyak Warga RI Berobat ke Malaysia-Singapura
