CNBC Insight

Sudah Jelas Korupsi, Pejabat di Jakarta Malah Dikasih Kenaikan Jabatan

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
28 September 2025 15:45
Suasana Bursa Efek, Jakarta hadir sejak jaman kolonial Belanda tahun 1912 di Batavia. (Dok: Twitter @IDX_BEI)
Foto: Suasana Bursa Efek, Jakarta hadir sejak jaman kolonial Belanda tahun 1912 di Batavia. (Dok: Twitter @IDX_BEI)
Naskah ini bagian dari CNBC Insight, menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu.

Jakarta, CNBC Indonesia - Seharusnya, pejabat yang melakukan pelanggaran berat dijatuhi hukuman. Tetapi pada masa kolonial, realitasnya berbeda. Ada pejabat di yang sudah jelas terlibat kasus besar malah diberi kenaikan jabatan oleh penguasa.

Siapa?

Dia adalah Arent Gardenijs yang eksis di tahun 1625. Awalnya dia hanya seorang pedagang yang ditempatkan di Batavia (kini Jakarta) dan Banda. Kariernya berkembang perlahan, dari pedagang junior hingga akhirnya mencapai posisi pedagang senior.

Kesuksesan ini kemudian membawanya masuk ke lingkaran birokrasi VOC. Pada 1630, Gardenijs dipercaya menjadi anggota Dewan Kehakiman. Dua tahun berselang, ia bahkan mendapat jabatan bergengsi sebagai Gubernur Jenderal di Coromandel, kawasan yang kini termasuk wilayah India.

Namun, menurut Erik Odegard dalam Patronage, Patrimonialism, and Governors' Careers in the Dutch Chartered Companies, 1630-1681 (2022), kenaikan karier Gardenijs bukan semata-mata berkat kompetensinya. Faktor kedekatannya dengan Gubernur Jenderal ke-7 VOC, Jacques Specx (1629-1632), sangat berpengaruh. Sekitar 1630-an, Gardenijs tercatat menikahi saudara perempuan Specx, yakni Geertruyt Buys.

Meski begitu, perjalanan karier cemerlang itu tak berlangsung lama. Dugaan korupsi yang melibatkan Gardenijs tercium ketika VOC melakukan pemeriksaan buku dagang dan aktivitas pergudangan. Hasil penyelidikan menunjukkan banyak penyimpangan, sehingga dia dipanggil kembali ke Batavia untuk diadili.

Fenomena ini sebenarnya tidak mengejutkan. Seperti diungkap C.R. Boxer dalam Jan Kompeni: VOC dalam Perang dan Damai (1983), skala bisnis VOC yang sangat besar dan menguntungkan memang kerap menggoda pejabat untuk mencari keuntungan pribadi. Praktik serupa, sebagaimana dilakukan Gardenijs, pada akhirnya menjadi salah satu penyebab kebangkrutan VOC di penghujung abad ke-18.

Namun, meskipun bukti korupsi cukup jelas, hasil pengadilan justru tidak sejalan. Gardenijs diputus tidak bersalah tanpa alasan yang terang. Intervensi Jacques Specx sangat menentukan, mengingat keduanya masih memiliki ikatan keluarga.

"Hubungan keluarga ini melindungi Gardenijs dari hukuman," ungkap Erik Odegard dalam Patronage, Patrimonialism, and Governors' Careers in the Dutch Chartered Companies, 1630-1681 (2022).

Spex pun punya alasan unik untuk membela iparnya. Menurutnya, Gardenijs tak layak masuk penjara karena masih ada pejabat lain yang melakukan kejahatan lebih besar namun tidak ditahan. Dengan argumen itu, Gardenijs akhirnya dibebaskan dan tetap aktif sebagai pejabat VOC.

Tak lama kemudian, dia kembali dipercaya menduduki jabatan penting. Setelah sempat bertugas di Ambon, Gardenijs lagi-lagi diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Coromandel, meski namanya sudah tercoreng sebagai pejabat yang pernah diadili karena kasus korupsi.


(mfa/wur) Next Article Pejabat Ini Paling Dibenci Rakyat China Gegara Tukang Korupsi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular