Kondisi Ekonomi RI Jelang Lebaran 2025, Warga RI Ogah Belanja

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
25 March 2025 08:15
Pasar Tanah Abang jelang Lebaran 2024, Rabu, (19/2/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Foto: Pasar Tanah Abang jelang Lebaran 2024, Rabu, (19/2/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepinya pusat-pusat perbelanjaan menjelang Lebaran atau Idul Fitri 2025 menjadi fenomena baru di tanah air. Padahal, Lebaran biasanya menjadi momentum masyarakat berbelanja dan berpergian.

Ekonom Bank Mandiri Agus Santoso mengatakan, kondisi itu berpotensi membuat perputaran uang selama periode Lebaran 2025 akan cenderung lebih lambat dibanding tahun lalu. Penyebabnya, masyarakat tak memiliki daya beli untuk berbelanja.

"Memang ada indikasi konsumsi masyarakat di Lebaran tahun ini cenderung defensif," kata Agus dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip, Selasa (25/3/2025).

Realita di lapangan, yang menunjukkan pusat perbelanjaan saat Ramadan dan menjelang Lebaran 2025 tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, terkonfirmasi juga dari data Mandiri Spending Index mingguan hingga Maret 2025.

Menurut Agus, data Mandiri Spending Index per Maret ini hanya tumbuh 1,4% secara mingguan atau week to week. Merosot tajam bila dibandingkan dengan pertumbuhan data indeks pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7% secara mingguan.

"Ini menjadi indikasi bahwa memang konsumsi masyarakat di periode saat ini cenderung defensif," tegasnya.

Agus menganggap, ada sejumlah faktor yang menyebabkan fenomena tersebut muncul pada momen jelang Lebaran 2025, di antaranya adanya indikasi penurunan jumlah orang yang mudik, serta mobilitas masyarakat yang juga ada tendensi penurunan.

"Sehingga dalam hal ini menyebabkan perputaran uang juga melambat di Lebaran tahun ini," tutur Agus.

Kendati begitu, Agus menegaskan, sebetulnya fenomena lemahnya daya beli masyarakat jelang Lebaran 2025, yang juga menyebabkan potensi penurunan perputaran uang, bukan disebabkan lemahnya likuditas di pasar keuangan dalam negeri, namun cenderung sebatas masyarakat yang menahan belanjanya.

"Satu hal yang positif, yang masih kita lihat dalam hal ini adalah likuiditas di market. Jadi kalau kita lihat dari sisi M2 real growth-nya kemudian kalau kita lihat juga data uang kuartal yang ada di cash on hand di masyarakat saat ini juga masih tumbuh positif," ucap Agus.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perputaran Uang Selama Idul Fitri 2025 Diprediksi Turun, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular